Jatim Kekurangan 42.000 Orang Perawat Kesehatan

ilustrasi

Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) kekurangan tenaga perawat kesehatan 42.000 orang karena itu pemprov akan menggenjot jumlah lulusan tenaga perawat dari berbagai perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta di wilayah Jatim.

Wakil Gubernur (Wagub) Jatim, Saifullah Yusuf, mengatakan minimnya jumlah perawat kesehatan tersebut bisa dilihat di Rumah Sakit (RS) dr Soetomo Surabaya. Dimana satu tenaga perawat melayani 10 orang pasien.

“Padahal idealnya satu perawat melayani enam orang pasien. Begitu juga dengan tenaga perawat yang ada di desa, di mana satu perawat melayani hampir sebagian besar warga yang ada,” kata Saifullah Yusuf di Wisuda Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Kepanjen Angkatan ke XII di Pendopo Kabupaten Malang.

Dengan kekurangan tenaga perawat tersebut, ujarnya, Pemprov Jatim meningkatkan program kesehatan melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Melalui program tersebut satu Poskesdes terdapat dua tenaga para medis yakni satu perawat dan satu bidan.

Poskedes, sekaligus melengkapi keberadaan program sebelumnya yakni Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu (Posyandu) yang hanya berisi satu bidan desa. Nantinya, perawat yang baru lulus sekolah diharapkan mau mengabdikan diri untuk terjun ke desa.

“Pasalnya saat ini Jatim kekurangan perawat yang jumlahnya mencapai ribuan orang yang terdapat ribuan desa yang tersebar di 38 kota maupun kabupaten. Sehingga tenaga perawat yang dibutuhkan untuk peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah pedesaan hingga kini belum terpenuhi.”

Menurut wagub, lulusan sekolah perawat saat ini tidak sedikit yang enggan mengabdikan ilmunya di desa setelah lulus melainkan lebih suka memilih bekerja di rumah sakit baik negeri maupun swasta.

Bahkan banyak pula perawat yang memilih menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) diantaranya Timur Tengah, Eropa, Jepang, dan Australia, setelah lulus. Mereka memilih bekerja ke luar negeri karena tergiur gaji yang tinggi jika dibandingkan bekerja di dalam negeri.

“Sehingga begitu lulus mereka langsung mendaftarkan diri ke Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) untuk bisa menjadi perawat di luar negeri.” bisnis.com

3 Komentar Pembaca

  1. Saya adalah kepala desa sugihrejo kec sukodadi kab lamongan ingin di desa saya mendapatkan program bantuan ini untuk meningkatkanpelayanan kesehatan pada masyarakat,karena pelayanan kesehatan masyarakat di desa saya kurang

  2. saya mahasiswa akper yang baru lulus saya berkeinginan untuk mengabdikan diri sebagai perawat desa bagaimana cara mengajukan sebagai perawat desa ? mohon balasannya

  3. Saya Rokhimi dari Bojonegoro, lulus D-III KEPERAWATAN tahun 2013.
    Saya ingin bertannya kepada Bapak/Ibu,
    bagaimana cara untuk saya bisa mengabdi sebagai perawat desa…?
    Maaf Bapak/Ibu, saya mohon jawabannya…?

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim