Ekspor Nonmigas Peluang Tembus ASEAN

ilustrasi

Peluang Jawa Timur memasarkan produk unggulannya ke pasar dunia kian terbuka lebar. Indikasi pertumbuhan ekonomi ini didasarkan atas ekspor sejumlah komoditas, termasuk diantaranya produk non migas.

Ketua Tim Ahli Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, Edy Juwono Slamet mengatakan, saat ini peluang ekspor Jatim ke sejumlah negara memang masih membutuhkan dorongan peran pemerintah. Hal ini diharapkan, agar beberapa produk yang dikembangkan para pelaku usaha di Jatim dapat tumbuh bersaing di pasar dunia.

“Tinggal bagaimana peluang itu dipoles untuk bisa ditawarkan menjadi produk unggul di pasar dunia. Tapi, saya kira, beberapa produk, terutama non migas memiliki peluang cukup besar,” kata Edy di Kantor Kadin Jatim, Jumat (20/7) siang.

Ia juga mengungkapkan, diakui maupun tidak, sebenarnya pemerintah telah melakukan upaya terobosan dengan menggali potensi di beberapa negara untuk memasukkan produk Indonesia, khususnya Jatim. Dikatakan, pasar Asia, dalam hal ini negara-negara yang tergabung dalam Association of South East Asia Nations (ASEAN) adalah tujuan yang paling mungkin sebagai sebuah komunitas negara Asia Tenggara.

“Ini bisa menjadi pintu masuk Jatim, karena Kementerian Luar Negeri telah membuka jalan. Apalagi, beberapa waktu lalu, telah disosialisasikan di Kadin Jatim terkait Komunitas ASEAN 2015, yang merupakan peluang bagi pelaku bisnis nasional,” katanya.

Sementara, data yang diperoleh menyebut, terhitung pada Mei 2012, peran ekspor non migas Jatim berada pada level 99,39%. Kenaikan ini jauh dibanding ekspor migas yang hanya memiliki peran 0,61% pada periode yang sama. Sedangkan selama Januari – Mei 2012 peranan ekspor migas berada di kisaran 6,22% dan ekspor non migas Jatim ada di angka 93,78%.

Dari prosentase tersebut, terinci ekspor non migas tersebut terdiri dari ekspor hasil industri sebesar 86,85%, hasil pertanian 6,68%. Diluar itu seperti hasil pertambangan dan lainnya sebesar 0,25% dari total hasil ekspor secara keseluruhan. “Jawa Timur punya kans besar untuk produk ekspornya, apalagi di negara-negara ASEAN,” aku Staf Ahli Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya Kemenlu RI dikonfirmasi terpisah.

Wahid Supriyadi yang juga sempat hadir dalam Sosialisasi Komunitas Ekonomi ASEAN (KEA) di Aula Kadin Jatim itu mengatakan, secara tidak langsung, Jatim memiliki kontribusi besar terhadap perdagangan ekspor secara nasional.

“Dalam skup nasional saja, Jatim sudah memberikan keuntungan. Ditambah dengan jumlah penduduk yang hampir menyentuh 250 juta jiwa. Indikasi ini sudah pasti memberikan jumlah profit yang lebih besar. Tentunya, ini menjadi modal di pasar ASEAN yang lebih menjanjikan banyak keuntungan,” urainya terpisah.

Wahid juga mencatat, data BPS Jatim setahun lalu mengungkapkan, kontribusi ekspor non migas di Jatim terhadap total ekspor nasional sudah berada pada kisaran 10,73%. Jika dibanding dengan prosentase impor non migas dengan total impor secara nasional, Jatim berkontribusi mencapai 12,93%. “Saya menggambarkan, ini tidak mudah. Tapi, posisi Jatim selalu berada di level dua untuk peringkat nasional,” ujarnya.

Data ekspor non migas Jatim untuk Mei 2012 mencapai 1.359,18 juta dollar AS atau naik 32,91% dibanding ekspor non migas pada periode April 2012 yang mendulang 1.022,66 juta dollar AS. Hal ini berbeda dengan nilai ekspor non migas sepanjang Januari – Mei 2012 yang turun 26,59% atau sekitar 6.075,53 juta dollar AS dibanding periode yang sama tahun 2011, ekspor non migas Jatim mencapai 8.276,51 juta dollar AS.

Selama bulan Mei 2012 ekspor non migas Jatim didominasi oleh perhiasan dan permata dengan nilai 152,49 juta dollar AS, diikuti lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 112,22 juta dollar AS, kertas/karton 102,71 juta dollar AS, bahan kimia organik sebesar 101,71 juta dollar serta kayu dan barang dari kayu 78,74 juta dollar AS.

Catatan di Kadin Jatim juga menyebut, negara tujuan ekspor non migas Jatim selama bulan Mei 2012 terutama ke Jepang dengan nilai 325,58 juta dollar AS, diikuti Amerika Serikat 149,54 juta dollar AS, China 144,84 juta dollar AS, Malaysia 76,95 juta dollar ASdan Singapura sebesar 48,76 juta dollar AS. “Jika ditotal, kontribusi dari kelimanya sudah mencapai 54,86% terhadap total nilai ekspor non migas secara nasional,” ingat Wahid.

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim