Jatim Segera Punya Pabrik Olahan Rumpal

ilustrasi: rumputlaut.desakutuh-badung.net

Pemerintah menargetkan dua industri rumput laut berskala refine carrageenan (RC) Food Grade dapat dioperasikan pada akhir tahun ini. Keberadaan industri pengolahanan diyakini akan meningkatkan posisi tawar Indonesia sebagai produsen utama rumput laut dunia.

Direktur Usaha dan Investasi Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Made Artajaya menuturkan, dua industri pengolahan rumput laut itu bernama PT Indoseaweed dan CV Sriwijaya. Dua industri itu masing-masing berdomisili di Kabupaten Mojokerto dan Blitar.

“Investasinya Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Murni domestik,”ujar Made kepada kabarbisnis.com di sela Launching Seaweed International Business Forum and Exhibition (SEABFEX 4) pada 22-24 Oktober.

Made berharap, dua industri pengolahan tersebut sudah dapat beroperasi pada akhir tahun ini. Kapasitas produksi kedua industri itu terbilang cukup besar yakni mencapai 3.000 ton per tahunnya.

Nilai investasi yang dibutuhkan untuk membangun industri rumput laut jenis RC di Mojokerto mencapai Rp 52 miliar. “Expenditure sebesar itu di luar tanah. Investor membeli peralatan mesin langsung dari Italia,” terang Made.

Made menambahkan, guna menjamin kepastian bahan baku dua pabrik pengolahan rumput laut itu, industriawan dapat mencari bahan baku yang berasal dari Sulawesi Selatan atau Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dirjen P2HP Saut Hutagalung mengatakan, pemerintah daerah (Pemda) berperan penting meyakini para investor dan industriawan ketersediaan bahan baku rumput laut dapat dipasok secara berkesinambungan.

Menurut Saut, produksi rumput laut tahun ini ditargetkan mencapai 5,1 juta ton. Sementara tahun lalu, produksi rumput laut sebesar 4,3 juta ton. “Mayoritas diekspor berbentuk gelondongan. Hanya sekitar 20% yang diolah di dalam negeri,” kata Saut.

Karenanya, pengembangan industri rumput laut di Tanah Air terbuka lebar. Pasalnya, produknya menjadi bahan baku seperti produk pangan (agar), odol, farmasi serta kosmetika.

Saat ini terdapat 27 industri rumput laut di Tanah Air. Namun, mayoritas baru menghasilkan rumput laut kering ATC (bahan baku dasar) atau industrial Grade. Sementara semi refine carrageenan (SRC) sebanyak enam dan baru satu berbentuk RC.

Karena itu, Saut menilai, terbangunnya hilirisasi produk rumput laut itu diharapkan mampu meningkatkan produk hasil kelautan bernilai tambah. Di sisi lain, secara bertahap akan mengurangi impor rumput laut karagenan yang tahun lalu tercatat 1.380 ton. Sementara tepung agar 380 ton. kabarbisnis.com

Komentar Pembaca

  1. Saya siap jadi suplyer rumput laut dari NTT dan NTB
    Mhn maaf u/ memperlancar kerjasama Mhn dengan sangat minta no HP /via whatsapp yg bisa d hub.
    Terima kasih

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim