Limbah Batik Terpaksa Dibuang ke Sungai

ilustrasi: kompas.com

Bantuan penyaringan limbah batik dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, kepada puluhan perajin batik di Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Pamekasan, terbengkalai. Pasalnya, perajin tidak tahu cara memanfaatkan penyaringan limbah tersebut.

Penyaringan yang dibangun dengan beton semen itu, hanya dibiarkan layu dan tidak terawat. Sementara pembuangan limbah batik para perajin, terpaksa dibuang ke sungai. Padahal sungai tersebut dimanfaatkan oleh warga sekitar, untuk mandi dan mencuci serta untuk kebutuhan pertanian.

Abdus Salam, salah satu perajin batik di Desa Klampar mengatakan, sejak bantuan itu dibangun tahun 2007 lalu oleh pemerintah, hingga kini tidak ada tindak lanjut pemakaiannya. Perajin hanya disuruh menunggu terus-menerus petunjuk pemakaiannya . “Hingga kini belum ada tindak lanjutnya seperti apa pemakaiannya. Kami ingin segera dimanfaatkan agar limbah tidak dibuang ke sungai yang bisa membahayakan orang yang memanfaatkan sungai,” katanya.

Sementara itu Saniyah, warga sekitar sungai yang jadi pembuangan limbah batik masih tetap memanfaatkan air sungai untuk mencuci pakaian, mencuci beras dan mandi serta kebutuhan lainnya. “Saya anggap ini masih belum membahayakan meskipun kami tidak tahu dampaknya seperti apa,” ungkapnya.

Kepala BLH Pamekasan, Didik Hariadi saat dihubungi melalui ponselnya berjanji akan segera menerjunkan stafnya agar melihat kondisi penyaringan limbah tersebut. Selain itu, jika memang perajin dan pengusaha batik belum tahu memanfaatkan penyaringan limbah tersebut, dalam waktu dekat akan diberi penyuluhan.

“Tim nanti akan turun sekaligus mencari informasi soal penyaringan limbah tersebut. Jika memang dibutuhkan pelatihan, akan kami upayakan,” ucapnya.

Beberapa material bahan pendukung penyaring limbah yang sudah lima tahun diberikan kepada para perajin dan pengusaha batik di Pamekasan, seperti pasir, serabut kelapa, larutan soda, belum juga dimanfaatkan. “Kami biarkan saja bahan-bahan itu karena sampai saat ini tidak ada satupun dari pihak pemerintah yang datang memberitahu manfaatnya kepada kami,” ujar Abdus Salam. kompas.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 4660. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim