Walhi: Laut Selatan Banyuwangi Tercemar Arsenik

ilustrasi: tempo.co

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Timur, Bambang Catur Nusantara, mengatakan kandungan arsenik di perairan laut selatan di Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, telah melebihi ambang batas.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian awal yang dilakukan Walhi akhir 2011 lalu dengan mengambil sampel di perairan Pulau Merah, Desa Sumberagung, Pesanggaran. “Kandungan arseniknya melebihi ambang batas yang ditetapkan undang-undang, yakni 0,05 miligram per liter air laut,” kata Catur saat dihubungi Tempo.

Menurut Catur, meningkatnya kandungan arsenik diduga kuat akibat aktivitas penambangan emas yang berada di dekat laut selatan. Namun Walhi belum bisa memastikan apakah arsenik berasal dari penambangan yang dilakukan PT Indo Multi Niaga (PT IMN) atau penambangan tradisional.

Untuk memastikan asal arsen tersebut, kata Catur, pemerintah Banyuwangi harus memonitor kualitas air laut. “Dari penelitian awal ini sudah menunjukkan adanya penurunan kualitas lingkungan,” ujarnya.

Arsenik merupakan salah satu senyawa logam berat yang bersifat karsinogen. Bila melebihi ambang batas dalam tubuh manusia akan menyebabkan anorexia, kanker kulit, hingga cacat bawaan.

PT IMN merupakan perusahaan yang mengantongi kuasa pertambangan eksplorasi emas seluas 11.621,45 hektare di kawasan hutan Blok Gunung Tumpang Pitu, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi.

Dalam dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal) PT IMN dituliskan bahwa bebatuan di Gunung Tumpang Pitu mengandung 2,3 gram emas per ton. Jumlah logam emas diprediksi sebesar 22.080 ton dengan jumlah cadangan bijih mencapai 9,6 juta ton.

Sejak 2008 ratusan warga menambang emas secara tradisional di wilayah kuasa penambangan milik PT IMN tersebut. Penambangan emas tradisional tersebut belum mengantongi perizinan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Banyuwangi, Pudjo Hartanto, mengatakan kandungan arsenik sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Namun dia berharap Walhi mau mengirimkan hasil penelitiannya secara tertulis kepada Bupati Banyuwangi. “Ada baiknya hasilnya dikirim kepada Bupati,” katanya melalui pesan pendek dari telepon selulernya kepada Tempo.

Asisten Pemerintahan Banyuwangi, Suhartoyo, mengatakan diduga kuat arsenik berasal dari penambang tradisional. Sebab hingga saat ini PT IMN belum melakukan eksploitasi. “Kalau penambang tradisional kan pasti menggunakan bahan berbahaya untuk mendapatkan emas,” ucapnya. tempo.co

Komentar Pembaca

  1. assalamu’alaykum… mohon minta no hp Direktur Walhi Jawa Timur dicantumkan… agar masyarakat Jatim yg ingin mengadu bs langsung…

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim