Warga Gresik Tolak Stadion Gunung Lengis

ilustrasi: kompas.com

Sekitar 30 orang dari Forum Kota (Forkot) Gresik, Jawa Timur, menggalang aksi tanda tangan untuk menolak proyek pembangunan stadion di Gunung Lengis, di Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik.

Forkot Gresik menilai, proyek pembangunan stadion di Gunung Lengis dengan anggaran Rp 230 miliar menghambur-hamburkan anggaran.

Mereka menggelar aksi di bundaran Gresik Kota Baru, pasar baru Kota Gresik di Jalan Gubernur Suryo, kantor DPRD Gresik di Jalan Wahid Hasyim, dan Kantor Bupati Gresik di Jalan Dr Wahidin Sudiro Husodo.

Koordinator aksi Mohammad Junaidi menyatakan, pembangunan stadion di Gunung Lengis tidak tepat, karena tidak akan terjadi pemerataan pembangunan. Forkot menyarankan agar stadion dibangun di wilayah Duduksampeyan, Cerme, atau Menyar, agar ada pemerataan ekonomi tidak terkonsentrasi di perkotaan.

Sedikitnya ada enam alasan Forkot menolak pembangunan stadion di Gunung Lengis. Gunung Lengis memiliki nilai sejarah ditandai monumen Gunung Lengis simbol perjuangan kemerdekaan dulu. Gunung Lengis merupakan daerah padat penduduk dan area industri dengan ada sekitar 30 industri di sekitarnya.

Pembangunan stadion di Gunung Lengis akan menghancurkan lingkungan karena gunung itu akan diratakan dan tidak efektif mendongkrak ekonomi rakyat di daerah lain. Luas lahan di Gunung Lengis sekitar 13 hektar tidak seluas di Duduksampeyan, Cerme, dan Manyar.

“Pembangunan stadion di Gunung Lengis hanyalah bentuk arogansi penguasa yang tidak punya visi dan jiwa pemberdayaan rakyat,” kata Junaidi.

Saat berunjuk rasa di DPRD Gresik, pengunjuk rasa memaksa masuk kantor DPRD. Mereka meminta anggota dewan keluar dan ikut menandatangani kain putih untuk menolak pembangunan stadion di Gunung Lengis.

Namun, anggota dewan tid ak ada satu pun yang keluar, maka mereka menggedor-gedor dan menggoyang-goyang gerbang kantor DPRD Gresik. Tetapi polisi menghalangi aksi mereka sehingga terjadi saling dorong. kompas.com

Komentar Pembaca

  1. Pembangunan stadion itu penting karna fasilitas mungkin dibutuhkan.
    Tapi masalah lokasi juga harus lebih diperhatikan, karma banyak faktor yang berdampak pada masyarakaat luas.
    Dan yang paling penting adalah dampak pemerataan pembangunan maupun pemerataan ekonomi.
    Coba deh perhatikan wilayah gresik selatan seperti Cerme, Benjeng dan Balong Panggang nyaris tak tersentuh kue pembangunan. Bisakah Kecamatan tersebut diciprati infrastruktur yang lumayan bagus atau fasilitas umum yang memadai ? Coba deh bapak-bapak yth memikirkannya

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim