Lonjakan Ekspor ke Afsel Sangat Signifikan

ilustrasi

Sebagai salah satu provinsi yang mempunyai peran penting dalam menyokong perekonomian nasional, ekspor Jawa Timur tahun ini ditargetkan bisa memberi kontribusi terhadap ekspor nasional melebihi tahun sebelumnya. Sebagai contoh, ekspor Jatim ke Afrika Selatan terjadi lonjakan cukup besar tahun lalu dari Rp 298 miliar di bulan Oktober menjadi Rp 1,5 triliun pada bulan November.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur menyebutkan, kontribusi ekspor Jawa Timur terhadap ekspor nasional periode Januari-November 2011 sebesar 10,95% atau Rp147,9 triliun dari total ekspor nasional yang mencapai sekitar Rp 1.350,9 triliun.

“Tahun ini ekspor nasional kita targetkan Rp 2.093 triliun, kemungkinan sampai akhir tahun 2011 ekspor nasional bisa mencapai Rp 1.920 triliun. Jawa Timur adalah salah satu provinsi andalan ekspor nasional. Kita ingin memastikan proses ekspor di Jatim berjalan dengan lancar dan baik, tidak ada hambatan,” kata Wakil Ketua Menteri Perdagangan, Bayu Krisna Murti usai ‘Dialog Potensi Ekspor-Impor Jawa Timur’ di kantor Disperindag Jawa Timur.

Dia mendesak agar Jawa Timur melakukan ekspor ke negara-negara konvensional di saat situasi ekonomi dunia belum pulih akibat krisis. Tidak hanya pasar Eropa, Jepang, dan Amerika yang selama ini menjadi andalan, namun ke negara Afrika, Timur Tengah, dan Asia Tengah.

“Ekspor Jawa Timur ke Afrika Selatan terjadi lonjakan cukup besar di tahun 2011 dari Rp 298 miliar di bulan Oktober menjadi Rp 1,5 triliun pada bulan November. Itu sangat menggembirakan buat kita,” terangnya.

Menurut Bayu, permasalahan yang muncul terkait ekspor-impor di Jawa Timur harus diselesaikan bersama. Ia mencontohkan, masalah penetapan Nomor Induk Kepabean (NIK) yang wajib dimiliki oleh eksportir dan diberlakukan mulai awal Januari ini sudah berjalan dengan baik.

Dikatakan, dari sekitar 2.000 eksportir di Jawa Timur, proses pengurusan NIK sudah mencapai 80%. Pemerintah, tambahnya, melalui Bea Cukai dan Disperindag setempat akan memfasilitasi pengurusan NIK untuk memastikan semua eksportir memiliki NIK sebelum jatuh tempo tanggal 19 Januari 2012.

“Kalau pun pada hari setelah batas tanggal 19 Januari ada eksportir yang memiliki rencana ekspor tapi belum punya NIK karena masalah di luar kendali, maka dia akan kami perlakukan kasus by kasus agar bisa melakukan ekspor,”imbuhnya.

Disamping ekspor, Bayu mengatakan akan mengelola impor dengan baik. Cara antisipasinya adalah menetapkan Pelabuhan Tanjung Perak sebagai salah pelabuhan impor khusus produk holtikultura yang mulai diberlakukan pada April mendatang.

“Kita siapkan segala sesuatunya karena pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta ditutup untuk kegiatan impor. Selain di Tanjung Perak, pelabuhan lain yang menjadi pintu impor adalah Makasar dan Pelabuhan Belawan Medan. Di Cengkareng hanya jadi pelabuhan udara,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Budi Setiawan menerangkan, Jawa Timur saat ini sudah menjajaki beberapa negara untuk dijadikan pasar ekspor. Diantaranya adalah Taiwan, Afrika Selatan, India dan negara-negara di kawasan Timur Tengah.

“Ekspor ke Taiwan Januari sampai November tahun lalu mencapai USD435,2 juta (Rp3,95 triliun), naik 63,16% dari periode yang sama tahun 2010 yang mencapai USD 266,6 juta (Rp2,4 triliun). Kita akan optimalkan ekspor kesana,”katanya. surabayapost.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim