Seluruh Gudang Raskin Impor Bulog Akan Disegel

ilustrasi: centroone.com

Soekarwo Gubernur Jawa Timur mengancam menyegel seluruh gudang penyimpan beras impor milik Bulog jika masih nekad ingin mengedarkan beras impor untuk rakyat miskin (raskin) di Jawa Timur. Ancaman ini disampaikan Gubernur Jatim menyikapi ketidakmampuan Bulog membeli beras milik petani Jawa Timur.

Kata Gubernur, saat ini Jawa Timur masuk masa panen raya yang diperkirakan mampu memproduksi 1 juta ton lebih beras. Sedangkan kebutuhan beras untuk rakyat miskin sebesar 48 ribu ton perbulan, kata Gubernur, sama sekali tidak menjadi masalah. “Bahkan sampai 3 bulan penyaluran pun, Jawa Timur masih sanggup memenuhi,” kata dia.

Pemprov Jawa Timur, kata Gubernur, sudah memeriksa gudang-gudang beras dan gabah di seluruh Jawa Timur. Hasilnya, semua penuh karena memang habis panen raya. Untuk lebih memastikan, Gubernur mengajak Renville Antonio Ketua Komisi B DPRD Jatim dan pejabat Dinas Pertanian untuk mengecek gudang-gudang di Jatim.

Menurut Gubernur, dilepasnya beras impor untuk rakyat miskin akan menghancurkan harga beras di tingkat petani. “Bulog harusnya memenuhi fungsinya sebagai buffer stock, jangan malah trading. Penolakan Pemprov Jatim ini juga untuk mendesak agar Bulog melakukan fungsinya yang benar,” kata dia.

Sikap penolakan Pemprov Jawa Timur ini, kata Gubernur, juga sudah disampaikan ke Menko Perekonomian. “Bulog harus membeli beras dan gabah petani sesuai selling pricenya,” kata dia.

Jika Bulog tidak mau, selain ancaman penyegelan gudang, Gubernur juga mengaku punya cara lain, yakni melakukan operasi pasar non raskin. Operasi pasar ini dilakukan untuk menekan harga jual beras di pasaran. Caranya dengan mensubsidi komponen transportasi. Cara ini, jelas Gubernur, efektif diterapkan sebelumnya. Dengan intervensi ini, diharapkan kontraksi harga akibat merembesnya beras impor di pasaran yang mungkin terjadi, bisa ditekan.

Seperti diberitakan, Rito Angky Pratomo Kepala Bulog Divre Jatim mengatakan penyaluran beras impor untuk rakyat miskin ini karena Bulog kesulitan menyerap beras petani Jatim. Dari 38 kabupaten/kota di Jatim hanya tiga daerah yang mampu menyerap beras petani Banyuwangi, Bondowoso dan Jember.

Sejauh ini Bulog sudah menyerap 12 ribu ton gabah dan 1.200 ton beras dalam negeri dengan harga pembelian gabah Rp4.300/kg dan beras Rp6.500/kg. Harga pembelian itu sudah maksimal dilakukan oleh Bulog karena sebab sudah naik lima kali.

Jika terus dipaksakan menaikkan harga beli sesuai permintaan petani, kata Rito, akan beresiko terjadi lonjakan harga beras di tingkatan konsumen. Dalam Inpres nomor 8 tahun 2011, diatur harga pembelian beras petani maksimal Rp 5.060 perkilogram. Tapi sekarang harga di penggilingan sudah mencapai Rp 7.300-7.400 perkilogramnya.

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim