Ekpor Tekstil dan Mebel Belum Berdampak

ilustrasi:kompas.com

Krisis ekonomi di Eropa belum berdampak secara signifikan terhadap industri tekstil dan mebel di Jawa Timur. Kendati demikian pelaku industri sedang menunggu order baru untuk periode mendatang, yang biasanya dilakukan Oktober hingga Desember.

Demikian dikemukakan Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Timur, Sherlina Kawilarang dan Sekretaris Eksekutif Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Chilman Suaedy secara terpisah di Surabaya, Selasa (18/10/2011).

Menurut Sherlina, ekspor tekstil Jatim pada 2011 termasuk Amerika Serikat d an Eropa akan meningkat hingga 23 persen. Memang ada penurunan tapi tidak signifikan, apalagi kebutuhan produk tekstil di Amerika Serikat dan Eropa cenderung meningkat, katanya.

N ilai ekspor tekstil Jatim ke berbagai negara diperkirakan mencapai 494 juta dollar AS hingga akhir 2011. Jumlah ini naik 23 persen dibanding realisasi ekspor 2010 yang mencapai 402 juta dollar AS . Apalagi hingga Juni 2011, API Jatim mencatat kinerja ekspor tekstil sebesar 247 juta dollar AS dan khusus negara-negara Uni Eropa sebesar 57,76 juta dollar AS.

Hal senada juga dikemukakan Chilman yang menyebutkan, krisis di Amerika Serikat dan Eropa belum mempengaruhi ekspor mebel Jatim. Biasanya kontrak baru dilakukan Oktober hingga Desember dan saat ini yang digarap order enam bulan lalu. Dia menam bahkan, dampak krisis di luar negeri akan mulai terasa pada November , ketika kontrak berlangsung.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim ekspor kayu dan produk kayu ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat dan Eropa masih mengalami kenaikan. Sementara periode Januari-Juli nilainya mencapai 385,681 juta dollar AS atau naik sebesar 39,21 persen dari tahun 2010 periode sama sebesar 358,681 juta dollar AS.

Pada periode Juli realisasi mencapai 83,965 juta dollar AS, naik 27,7 persen dari posisi Juni sebesar 65,751 juta dollar AS.

Chilman menambahkan, selama ini produk mebel Indonesia cukup d iminati karena bahan baku berupa kayu tropis yang memiliki tekstur kayu menonjol . Produk mebel Indonesia kalah bersaing di luar negeri hanya harga produk China lebih murah.

Justru dalam kondisi seperti sekarang, pemerintah perlu mendorong ketersediaan bahan baku dan mempermudah distribusi serta menerapkan suku bunga pinjaman perbankan lebih rendah. Kalau bahan baku tersedia, kinerja pasti lebih besar lagi, ujarnya. kompas.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 3023. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim