Kemarau berkepanjang yang melanda Jawa Timur memicu i nflasi September 2011 karena kenaikan harga beras. Kenaikan harga beras mengakibatkan inflasi 0,44 persen di provinsi . Jika Agustus lalu, harga beras pada kisaran Rp 7.800 per kilogram, pada September justru Rp 8.100 per kilogram.
Kepala BPS Jawa Timur Irlan Indrocahyo di Surabaya
Faktor lain, Pemerintah Provinsi Jatim juga menolak beras impor padahal di sisi lain, Bulog tidak bisa menyerap padi petani karena terjadi persaingan harga dengan tengkulak di pasaran. Kondisi ini pun membuat harga beras melonjak, padahal produksi beras sedang merosot.
Selain itu beras kata Irlan, kenaikan harga dipicu naiknya indeks kelompok sandang 1,36 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 1,22 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,68 persen. Komoditas emas perhiasan, sebagai sub kelompok sandang ya ng mempengaruhi tingginya inflasi setelah beras.
Walaupun harga emas perhiasan pada minggu ketiga September 2011 turun 5 persen, tapi rata-rata harga emas pada September l ebih tinggi dibanding Agustus 2011. Inflasi juga disumbang sejumlah komoditas lain seperti akademi atau perguruan tinggi, sewa rumah, rokok kretek filter, upah pembantu rumah tangga, angkutan antar kota, kontrak rumah, nasi dan soto.
Dari 10 kota yang didata BPS, inflasi tertinggi terjadi di Surabaya pada September 2011 mencapai 0,60 persen, Kediri 0,54 persen, Jember 0,48 persen, Banyuwangi 0,46 persen, Tuban 0,44 persen, Madiun 0,37 persen, Malang 0,22 persen dan Tulungagung.
Laju inflasi tahun kalender Januari hingga September, mencapai 3,14 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun September 2011 terhadap September 2010 , Jatim sebesar 4,71 persen. kompas.com