ilustrasi: updateinfo.wordpress.com
Dana kontijensi dialokasikan pemerintah sebesar Rp 3 triliun untuk mengantisipasi anomali iklim sekaligus meningkatkan target surplus beras 10 juta ton pada 2015. Untuk keperluan tersebut, Pemprov Jawa Timur (Jatim) berencana memperbanyak embung kecil dan sumur.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Bayu Krisnamurthi mengatakan, pembangunan embung dan sumur buatan merupakan permintaan resmi Pemprov Jatim. Namun, setiap daerah dengan daerah lain memiliki karakteristik berbeda. “Jateng juga memilih memperbanyak pembuatan sumur. Untuk Jabar memilih traktor tangan,” terang Bayu di Jakarta.
Bayu menuturkan, untuk pembangunan sumur dan embung tersebut, menghabiskan dana sekitar Rp 2 juta per sumur dan embung kecil. “Dana kan sudah kita punya, Semua inilah yang harus kita penuhi untuk tingkatkan 10 juta itu,” ujar Bayu.
Menurut Bayu, dana kontijensi tersebut tidak hanya dipergunakan untuk membuka lahan saja karena penanaman padi tidaklah sesimpel yang dibayangkan. “Apalagi tanaman padi yang butuh perairan tidak dan harus dengan perawatan intensif. Padi itu tidak seperti singkong yang ditanam langsung tumbuh,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Suswono mengatakan, dana kontijensi akan dialokasikan pihaknya untuk intensifikasi lahan pertanian. Diketahui Indeks Pertanaman Pertanian Indonesia masih 1. “Nah ini akan kami tingkatkan menjadi lebih dari 1. Namun kami butuh adanya dukungan irigasi dan teknologi untuk peningkatan produktivitas,” kata Mentan.
Selain itu, pihaknya akan mengoptimalkan on farm di beberapa wilayah yang belum terjangkau. “Panen di Cirebon dari 5 juta ton menjadi 9,8 juta ton sampai 13 ton gabang kering giling (GKG) atau 11 ton GKG. Ini karena dukungan benih unggul setiap saat, pengawalan, intens juga khususnya dari pengendalian hama tanaman, semua itu membutuhkan tambahan anggaran, daerah mengaku siap asal ada dukungan tambahan anggaran untuk dukung target tersebut, agar target roadmap bisa terwujud,” urainya. kabarbisnis.com
