Mainan impor China berkualitas rendah membajiri pasaran. foto:dok
Saat ini kecenderungan perdagangan global semakin mengarah kepada liberalisasi. Secara bilateral, regional, maupun multilateral.
Hal ini dapat terlihat dari beberapa bentuk kerjasama atau perjanjian perdagangan melalui AC-FTA, AK-FTA, IJ-EPA, APEC, dan juga ASEAN Economic Community (AEC) yang akan diberlakukan pada tahun 2015 mendatang.
MEA 2015 merupakan momen penting bagi Indonesia. Ini akan memberikan peluang untuk memperluas pasar bagi produk-produk industri lokal, regional, hingga nasional.
Di samping itu, pemberlakuan MEA 2015 juga akan menjadi tantangan mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar akan menjadi tujuan pasar bagi produk-produk negara ASEAN lainnya.
Untuk itu sebuah sinergi untuk mengamankan pasar lokal terhadap masuknya barang produk impor harus segera dirancang dan diterapkan.
Dalam beberapa kesempatan Pemerintah melalui Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat menegaskan bahwa Pemerintah bersama-sama dunia usaha dan masyarakat terus berupaya membangun sinergi untuk mengamankan pasar dalam negeri dari masuknya produk impor yang tidak memenuhi standar.
Pemerintah tentu harus konsistensi dalam hal ini. Sinergi tersebut harus terus-menerus diupayakan. Apalagi pemerinta menelurkan kebijakan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) sebagai salah satu upaya strategis dalam mendukung keberlangsungan dan kemajuan industri dalam negeri.
Kebijakan P3DN tersebut merupakan program nasional sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2009 tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan Barang/Jasa. (*/agm)
