Ciptakan Wayang Plastik, Bidik Kaum Muda

Suwandi dan kreasi wayang plastik. foto:aac

Suwandi, Perajin asal Nganjuk

Wayang agaknya menjadi inspirasi tiada henti bagi kalangan perajin. Melalui pemanfaatan bahan baku tertentu yang dipilihnya, perajin bisa menghasilkan produk yang apik dengan mengkreasikan bentuk-bentuk wayang kulit.
Sebagai contoh adalah apa yang dilakukan Suwandi, 50 tahun, berupa produksi wayang berbahan baku plastik/mika. Sepintas lalu produk yang dihasilkan lelaki asal Desa Tiripan, Kec. Berbek, Kab. Nganjuk, itu mirip wayang kulit, karena ukuran maupun sunggingannya tidaklah berbeda.
Namun, kalau diamati dari dekat barulah diketahui bahwa wayang yang diproduksi Suwandi adalah wayang plastik. Selain erfungsi sebagai barang hias untuk hiasan dinding, produk wayang plastik asal Nganjuk itu juga dapat dipentaskan sebab Suwandi juga memasang penjepit yang dapat ditancapkan di pohon pisang sebagaimana pergelaran wayang kulit.

wayang plastik dengan cat minyak. foto:aac

Sejauh ini wayang plastik itu telah diperkenalkan kepada masyarakat di wilayah Kabupaten Nganjuk serta dipamerkan ke beberapa kota, tetapi promosinya masih perlu digencarkan agar lebih dikenal masyarakat luas.
Suwandi mengaku upaya untuk memperluas pemasaran produk wayang plastik tidak dapat dilakukannya sendiri, melainkan membutuhkan peran instansi yang memiliki wewenang dalam pengembangan produk tersebut yakni Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Nganjuk.
“Kami tentu membutuhkan perhatian dari instansi, baik menyangkut pinjaman modal maupun peningkatan promosinya,” ujarnya.
Ikhwal Suwandi dengan kegiatannya memproduksi wayang plastik plastik lebih karena kepraktisan. Bahan baku mudah didapatkan dan lebih murah dibandingkan bahan baku kulit kambing atau lembu.
Selain itu, harga jual produk wayang plastik pun lebih murah yakni hanya Rp150.000 per buah dibandingkan produk wayang kulit yang mencapai Rp550.000 – Rp700.000 per buah. Dengan demikian, harganya lebih terjangkau.
“Kami memulai pembuatan wayang berbahan baku plastik sejak 2010, karena plastik lebih murah dan mudah didapatkan di toko-toko,” tuturnya.

Warna wayang yang lebih hidup. foto:aac

Plastik yang digunakan itu cukup tebal atau disebut mika, dengan harga beli Rp40.000 per 1 meter yang dapat diproduksi menjadi 1 buah wayang ukuran besar atau 4 buah ukuran kecil. Bahan tersebut dipola sesuai bentuk wayang tertentu semisal Arjuna, Semar, Gareng, Durna, Anoman atau lainnya, kemudian digunting dan dilukis dengan cat minyak.
Pembuatan sebuah wayang plastik dapat dirampungkan dalam jangka sehari, berbeda dengan wayang kulit bisa beberapa hari. Berapa buah wayang plastik yang terjual setiap bulannya? Suwandi enggan menyebutkan, tetapi yang jelas pembuatan wayang plastik belum menjadi andalan pendapatan bagi Suwandi.
Suwandi yang jebolan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (FMIPA ITS) berharap agar masyarakat luas, terutama kalangan muda kembali menggemari pergelaran wayang.
Suwandi kini juga memiliki 2 anak didik berasal siswa Sekolah Dasar yang diajari mendalang. Iringannya musik gamelan yang telah direkam di kaset atau CD, sedangkan tempo pergelarannya hanya 3 jam dan bukan semalam suntuk. Saat ditonton dari balik layar, wayang plastik bisa kelihatan warnanya berbeda dengan wayang kulit. Itulah, keunikan wayang plastik. (*)

2 Komentar Pembaca

  1. Saya juga bisa membuat wayang dari seng malahan.tatahnya membuat sendiri untung nya juga lumayan.saya ingin tau itu tatahnya apa sama dengan tatah wayang kulit

  2. Alamat lengkap dari Pak Suwandi mana ya?

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim