Nur Alam Gubernur Sultra (kiri) besama Soekarwo, Gubernur Jatim di Grahadi Surabaya, Selasa (8/1/2013). Foto : Taufik suarasurabaya.net
Pemerintah Jawa Timur resmi buka perwakilan dagang di Sulawesi Tenggara. Peresmian dilakukan dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Soekarwo Gubernur Jatim, dan Nur Alam Gubernur Sultra di Grahadi Surabaya, Selasa (8/1/2013).
Dengan perwakilan dagang ini, Soekarwo berharap distribusi perdagangan di kedua daerah bisa lebih ditingkatkan. “Ada banyak bahan baku dasar yang kita butuhkan dari Sultra, dan mereka juga butuh untuk menjual barangnya ke kita,” kata Soekarwo seusai melakukan penandatanganan.
Beberapa komoditi yang akan ditingkatkan perdagangannya diantaranya adalah tembaga, mangan, pasir besi, kakao, rotan, kayu, kopi, bahan baku kimia serta bahan baku pembuat plastik.
Nur Alam sendiri menyambut baik pembukaan perwakilan dagang ini. “Sultra hutanya masih cukup luas dan ini mungkin bisa dijadikan komoditas yang bisa dikirimkan ke Jatim,” kata Nur Alam.
Tak hanya hutan, Sultra juga mengaku memiliki potensi tembaga, mangan, pasir besi, kakao, rotan, kopi serta beragam komoditas lainya yang hingga saat ini masih belum terkelola dengan baik.
Beberapa hasil alam di Sultra bahkan dulunya warisan dari warga Jatim yang transmigrasi di daerah itu. Nur Alam mencontohkan, melimpahnya Jambu Mente di daerah Buton, Sultra dulunya dibawa dari Jatim.
“Sebagai gubernur saya tidak pernah malu untuk minta bantuan ke Jatim. Mungkin kami bisa kirim kayu gelondongan atau mungkin juga rotan yang penting bisa laku ke Jatim,” kata dia.
Hubungan dagang dengan Jatim, kata Nur Alam, sangat strategis karena berbagai barang kebutuhan di Sultra mayoritas dikirimkan melalui pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Ini karena pengiriman dari Makasar ke Kendari ternyata jauh lebih mahal dari pada mengirimkan barang dari Tanjung Perak ke Kendari.
(Sumber: SuaraSurabaya.net)
