Jawa Timur Waspada Bencana

ilustrasi

Seluruh pemerintah daerah dan pemerintah provinsi Jawa Timur diharap siaga bencana selama musim penghujan ini. Soalnya, provinsi paling timur pulau jawa ini memiliki banyak potensi dan jenis bencana.

Deputi II Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Dody Ruswandi, mengatakan, secara geografis Jawa Timur memang dianggap memiliki potensi terjadi bencana seperti banjir, tsunami, puting beliung, gempa, tanah longsor dan sebagainya. “Di Jawa Timur ini sangat lengkap segala jenis bencana ada,” kata Dody di sela – sela simulasi tanggap bencana di Lapangan Rampal, Kota Malang, Kamis (6/12).

Jika hujan terus – menerus mengguyur Jawa Timur, sambung Dody, masyarakat harus waspada. Terutama sejumlah daerah yang biasanya langganan banjir atau tanah longsor. Karena itu, Pemda dan Pemprov harus juga siaga bencana. Baik dari sisi anggaran, personil atau tenaga hingga peralatan.
“Masyarakat juga harus cepat tanggap, jika BNPB belum datang maka masyarakatlah yang harus secepatnya melakukan penanganan,” tandasnya.

Menurut Dody, setiap daerah di Indonesia memang memiliki potensi bencana berbeda. Misalnya di Pantai Barat Sumatra dan Pantai Selatan Jawa termasuk rawan gempa dan tsunami. Sementara di Kalimantan termasuk rawan kebakaran hutan, banjir dan longsor.

“Jawa Timur yang termasuk lengkap potensi bencananya. BNPB sudah melakukan pemetaan daerah-daerah mana saja di Indonesia ini yang rawan bencana dan perlu mendapatkan prioritas,” ujar Dody.

32 Daerah Rawan
Seperti diketahui, memasuki musim penghujan yang rawan bencana tanah longsor dan banjir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menyediakan anggaran sebesar Rp 3,5 miliar yang diambilkan dari dana bencana APBD 2013. Sedangkan untuk teknis penanganan saat ini juga sudah disiapkan puluhan pompa air, tenda serta perahu karet yang dietakkan di daerah basis bencana.

BPBD juga mulai menjalin kerjasama dengan Dinas Sosial, serta Bulog untuk membantu menyediakan makanan cepat saji, beras, mie instan, selimut, serta obat-obatan. “PMI (Palang Merah Indonesia), dan Basarnas (Badan SAR Nasional) juga sudah kita koordinasikan untuk turun sewaktu-waktu diperlukan,” kata kepala BPBD Jatim Sudarmawan, seperti dilansir Kominfo, Rabu (5/12).

Menurut Sudharmawan, Balai Besar Bengawan Solo juga telah diminta terus memantau selama 24 jam kondisi air sungai terpanjang di Jawa itu.

Terkait pemetaan daerah rawan bencana banjir dan tanah longsor, Sudarmawan merinci sedikitnya ada 32 daerah yang masuk rawan bencana. Penetapan 32 daerah ini menyusul ancaman musim penghujan yang pada Desember hingga Februari mendatang akan mencapai puncaknya.. “Sudah kita konsolidasikan, kepala daerahnya juga sudah kami temui untuk waspada,” kata Sudharmawan.

Data di BPBD menyebutkan daerah rawan banjir berada di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo dan Sungai Brantas diantaranya; Kabupaten Magetan, Ngawi, Madiun, Nganjuk, Bojonegoro, Lamongan, Tuban, Gresik, Kota Surabaya, Tulungagung, Kabupaten dan Kota Kediri, Kabupaten dan Kota Blitar, Jombang, Kabupaten dan Kota Mojokerto, Kota Malang, Kota Probolinggo serta Kota Pasuruan.

Sedangkan daerah yang ditetapkan rawan longsor adalah kabupaten Banyuwangi, Jember, Situbondo, Bondowoso, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Kabupaten Malang, Batu, Trenggalek, Pacitan serta Ponorogo.
Di 32 daerah ini BPBD juga telah menyiapkan peta bencana yang di dalamnya berisi SOP (Standar Operasional Prosedur) diantaranya mengenai jalur evakuasi, logistik, serta tim penanggulangan bencana.

Simulasi
BNPB sendiri kemarin menggelar simulasi dengan melibatkan sebanyak 1.400 personil gabungan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (SRC-PB) wilayah timur. Pelatihan itu dimaksudkan untuk melatih kesiapsiagaan personil dalam penanganan tanggap darurat bencana. “Sasaran utama kegiatan ini adalah para personil dan peralataa satuan pendukung,” kata Dody.

Simulasi itu diikuti tim SRC-PB yang terdiri dari personil TNI dan Polri, didukung Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian ESDM, Kementerian Kominfo, Kementerian PU, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Basarnas, serta unsur lainnya.

Dalam latihan kali ini, dilakukan simulasi penanganan korban bencana gunung meletus dan gempa bumi. Semua personil diharapkan selalu siaga dalam menghadapi bencana yang sewaktu-waktu terjadi.
“Seluruh personil SRC-PB wilayah timur ini selain disiagakan untuk kawasan Indonesia timur, juga bisa membantu bencana angin topan di Filipina jika diminta,” urai Dody. surabaya post online

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim