ilustrasi: gresik.co
Realisasi impor non migas Jawa Timur (Jatim) di bulan Agustus 2012 sedikit melandai. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan, kinerjanya mengalami penurunan sebesar 24,14%.
“Jika pada bulan Juli realisasi impor non migas Jatim mencapai US$1,679 miliar, di Agustus turun menjadi US$1,273 miliar. Hal ini disebabkan industri banyak yang libur saat hari raya sehingga impor bahan baku dikurangi,” ujar Kepala BPS Jatim, Irlan Indrocahyo, Surabaya.
Penurunan terjadi pada sebagian besar komoditas impor. Impor mesin dan peralatan listrik misalnya turun 45,33%, bahan kimiaan organik turun 41,31%, plastik dan barang dari plastik turun 32,29%, impor besi dan baja turun 31,48% dan gandum-ganduman turun 37,39% serta bahan kimia organik turun 26,14%.
“Jika dilihat dari negara asal pengimpor, penurunan terbesar adalah dari China, disusul Jepang, Malaysia, Korea, Thailand dan Amerika Serikat,” terangnya.
Untuk impor dari China misalnya, terjadi penurunan sebesar 42,03%, dari US$398,716 juta menjadi US$231,142 juta. Impor dari Jepang turun 39,56% dari US$103,426 juta menjadi US$62,509 juta. Sementara dari Malaysia turun 27,67% dari US$63,834 juta menjadi US$46,173 juta.
Dengan penurunan laju impor tersebut, maka defisit neraca perdagangan Jatim menjadi kian menyusut. Sebab, pada bulan tersebut penurunan ekspor non migas lebih kecil dibanding penurunan impor.
“Pada Agustus, ekspor non migas kita turun sebesar 10, 82%, dari US$1,214 miliar menjadi US$1.083 miliar. Sementara impor kita turun sebesar 24,14%. Artinya, devisit neraca perdagangan kita makin menyusut,” ujar Irlan.
Dikatakan Irlan, jika pada Juli devisit neraca perdagangan Jatim mencapai US$464,43 juta, di Agustus devisit tersebut menyusut menjadi US$190,49 juta. kabarbisnis.com
