Hujan, Jatim Rawan Krisis Pangan

ilustrasi: republika.co.id

Hujan yang sudah mencapai puncaknya belakangan ini membuat beberapa daerah di Jawa Timur terendam air. Petani dan nelayan yang mengandalkan hidup mereka dari cuaca kini tidak dapat lagi memperoleh penghasilan. Sawah yang terendam banjir dan air laut yang terus tidak bersahabat membuat mereka sementara harus duduk di rumah sepanjang hari.

Di Bojonegoro saja, kini sedikitnya 2.802 lahan pertanian terendam, dan sebagian lahan padi juga terancam puso. Apalagi, menurut Kepala Kelompok Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Joko Sulistyo cuaca tidak bersahabat ini akan terus berlangsung hingga Februari. “Januari sampai Februari adalah puncak curah hujan, setelah Februari kami perkirakan curah hujan akan terus turun,” kata Joko.

Kekhawatiran Jawa Timur akan terjadi krisis pangan terus merebak. Gubernur Jawa Timur, Soekarwo yang dikenal sebagai salah seorang anti impor beras ditakutkan beberapa kalangan akan berpengaruh terhadap stok beras yang ada di Jawa Timur.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Sudarmawan mengatakan pihaknya telah melakukan beberapa langkah untuk mengatasi permasalahan tersebut. “Kami membantu kabupaten/kota yang mengalami banjir, paling banyak 500 paket sembako dan 240 makanan siap saji untuk kabupaten yang paling parah,” katanya.

Namun, Sudarmawan mengatakan untuk saat ini beberapa daerah sudah diturunkan status bencananya. “Di Bojonegoro sudah lepas dari status siaga, Lamongan yang kemarin masih dalam status siaga 3 sudah turun menjadi siaga 2, dan Gresik menjadi siaga 1,” ujarnya.

Sedangkan, untuk langkah yang akan dilakukan kedepan oleh BPBD sudarmawan menyatakan masih menunggu tiap daerah untuk melaporkan kondisi terkini. BPBD juga menyiapkan posko-posko penanggulangan bencana di tiap daerah. Dana yang disiapkan pun sebesar Rp 150 – 300 juta. “Dana itu untuk pendirian posko, uang lelah penjaga posko serta peralatan berat,” pungkasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian (Dispertan) Jatim, Achmad Nur Falakhi mengatakan, rata-rata produksi padi per hektare dalam sekali panen mencapai 5,929 ton. Dia merinci, jumlah padi yang terkena puso saat ini per hektarnya bisa dikalikan dengan luas lahan yang ada, yakni seluas 1.178 hektare.

“Lahan yang terkena puso 1.178, produksinya rata-rata 5,929 ton per hektare,” katanya, Kamis (19/1). Jadi, jika dihitung, total padi yang gagal diproduksi di Jatim akibat banjir saat ini sekitar 6.984,4 ton.

Namun, ia menegaskan usia padi saat ini yang terkena puso masih sekitar 2 bulan. Dalam artian tidak serta merta padi yang terkena puso diklaim gagal panen. “Berbeda dengan padi yang hampir panen kemudian mengalami puso atau gagal panen. Itu bisa dikatakan gagal panen. Kalau saat ini masih belum dikatakan gagal panen,” ujarnya.

Sementara itu, meskipun saat ini tanaman padi di beberapa wilayah di Jawa Timur gagal panen alias puso, Perum Bulog masih optimis bisa menyerap beras petani sampai akhir tahun sebesar 900 ribu ton. Hal ini disampaikan oleh Kepala Divisi Regional (Divre) Perum Bulog Jatim, Rito Angky Pratomo, Rabu (18/1).

“Puso yang terjadi tidak seberapa besar dampaknya terhadap produksi di Jawa Timur. Artinya risiko untuk gagal dalam menyerap beras petani masih kecil,”katanya.

Menurut Rito, bertambahnya mitra kerja baru sebanyak 1.130 mitra kerja menambah keyakinannya untuk bisa menyerap beras petani. Apalagi, saat ini Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang dipatok Bulog terbilang tinggi, yakni beras sebesar Rp 6.800 per kilogram (kg) dan Rp 4.300 per kg untuk gabah kering giling (GKG).

“Kami yakin bisa merealisasikan target penyerapan. Begitu pula stok yang ada sekarang masih aman yaitu sebesar 202 ribu ton dan masih cukup untuk 4 bulan ke depan,” imbuhnya. surabayapost.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim