Gagal Panen, Ratusan Warga di Kediri Jatuh Miskin

ilustrasi: berita8.com

Sedikitnya 364 warga di dua kecamatan wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menjadi miskin, akibat pendapatannya yang semakin turun.

Pelaksana Tugas Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kabupaten Kediri, Edhi Purwanto, Minggu (9/10/2011), mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kemiskinan warga itu.

“Dari pengamatan kami, bertambahnya kemiskinan itu akibat gagal panen yang mereka alami. Kondisi ini lebih disebabkan cuaca dan iklim yang mengakibatkan kekeringan di daerah mereka,” katanya mengungkapkan.

Ke-364 warga miskin di Kabupaten Kediri itu diketahui menyebar di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Wates, dengan angka kemiskinanya bertambah sebesar 303 keluarga dari jumlah kemiskinan sebesar 6.252 keluarga di tahun 2009 menjadi 6.555 penduduk miskin di akhir tahun 2010, dan di Kecamatan Puncu yang bertambah sebesar 61 penduduk, dari semula 6.078 penduduk di akhir 2009 menjadi 6.139 penduduk di akhir tahun 2010.

Selain karena kekeringan, masalah serangan hama yang terjadi saat animo cuaca yang tidak tentu, juga membuat bertambahnya jumlah warga miskin di kabupaten. Produksi tanaman mereka turun, hingga tidak memenuhi target.

Sejumlah kecamatan di kabupaten memang hingga kini masih masuk daerah miskin. Kecamatan Wates menduduki peringkat pertama jumlah warga miskin terbesar di akhir tahun 2010 dengan angka kemiskinan sebesar 6.555 warga, disusul Kecamatan Mojo dengan 6.385 jumlah warga miskin, dan Kecamatan Tarokan dengan 6.277 warga miskin.

Padahal pada akhir 2009, Kecamatan Mojo menduduki peringkat teratas dengan 6.444 warga miskin, disusul Kecamatan Tarokan dengan 6.442 warga miskin dan Kecamatan Wates dengan 6.252 warga miskin. Tetapi semua itu justru berbalik pada akhir 2010 lalu.

Walaupun ratusan warga di Kabupaten Kediri menjadi miskin karena turunnya pendapatan, Edhi menyebut, secara global angka kemiskinan di kabupaten sudah mengalami perbaikan di 2010, dengan adanya penurunan hingga 2.395 warga bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, 2009 yang besarnya mencapai 111.688 warga.

Pemerintah juga sudah melakukan beberapa langkah untuk peningkatan taraf hidup, di antaranya dengan memberikan bantuan beras untuk warga miskin atau raskin. Dengan program itu, diharapkan dapat meringankan beban masyarakat memenuhi kebutuhan dasarnya, terutama bahan pokok.

“Ada banyak program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan, di antaranya dengan pemberian bantuan raskin, adanya program pembangunan, dan program-program lainnya. Dengan itu, kami harap dapat mengentaskan mereka,” kata Edhi. berita8.com

Komentar Pembaca

  1. Memang sulit untuk bisa mengentaskan kemiskinan. Ada faktor kebijakan pemimpin (politik), ada faktor kemauan masyarakat (sosial), dan juga faktor keberdayaan (ekonomi). Dari tiga faktor tadi, yang paling utama saya kira faktor sosial. Minat, semangat, kemauan, gaya hidup, menjada faktor utama. Baru didukung oleh faktor politik dan ekonomi. Jika kemauan dan gaya hidup masyarakat sudah baik, kebijakan politik, misal dengan “bantuan raskein” baru punya arti. Tanpa faktor sosial yang kuat, program-program BLT, raskin, macam-macam Kartu Sakti seperti era pemerintah baru, rasanya koq kurang banyak berarti. Kalau pola hidup, semangat “ada” masyarakat berkobar, untuk jangka pendek perlu “bantuan raskin”, setelah itu karena memiliki semangat hidup, masyarakat memiliki kreativitas untuk menghasilkan produk (barang maupun jasa). Di saat sudah tumbuh kreativitas memproduksi ini, baru faktor ekonomi (misal bantuan modal dan bantuan manajemen) digulirkan.

    Artinya untuk mensinergikan ketiga program secara inegratif diperlukan langkah terencana, cermat, beresinambungan, adil, tidak memihak, dan tegas. Setiapelanggaran harus ditindak. Semoga bangsa kita semakin makmur atas Ridla dan Rahmat Allah SWT.

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim