Harga Beras Tinggi, Serapan Bulog Minim

ilustrasi:kabarbisnis.com

Tingginya harga beras di tahun ini mengakibatkan serapan beras Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Jawa Timur (Jatim) seret.

Akibatnya, pengadaan hingga akhir tahun 2011 diperkirakan hanya akan mencapai 450.000 ton, lebih kecil dari realisasi tahun 2010 yang mencapai 600.000 ton dan pengadaan tahun 2009 yang mencapai lebih dari satu juta ton.

“Sampai tanggal 24 Agustus kemarin, pengadaan beras kita masih mencapai 350.000 ton dan perkiraan kami hingga akhir tahun mungkin hanya akan mencapai 450.000 ton,” ungkap Kepala Perum Bulog Divre Jatim, Murino Mudjono, usai acara buka puasa di kantornya, Surabaya, Kamis malam (24/8/2011).

Rendahnya tingkat pengadaan beras di wilayah Jatim ini, menurutnya, akibat dari tingginya harga beras di sepanjang tahun ini. Walaupun Bulog telah mengambil langkah menaikkan harga pembelian hingga empat kali dalam satu tahun ini.

“Meski Bulog pusat sudah memutuskan untuk menaikkan harga pembelian beras dan gabah, namun tetap saja harga dipasaran tidak bisa terkejar,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengutarakan, dalam tahun ini Bulog telahk menaikan harga pembelian gabah dan beras sebanyak lima kali. Kenaikan pertama terjadi pada tanggal 23/3/2011 harga pembelian beras naik sebesar Rp200 per kilogram. Kenaikan kedua pada 3/5/2011, beras naik Rp150 per kilogram, Gabah Kering Giling (GKG) naik Rp130 per kilogram.

Pada tanggal 9/6/2011, harga pembelian beras naik kembali Rp 200 per kilogram, GKG naik Rp175 per kilogram, GKP naik sebesar Rp316 per kilogram dan pada tanggal 5/7/201, GKG naik sebesar Rp250 per kilogram, GKP naik sebesar Rp200 per kilogram. Dan kenaikan terakhir pada awal Agustus, kemarin. Sehingga saat ini harga pembelian beras mencapai Rp6.000 per kilogram dari sebelumnya sebesar 5.060, harga GKG dari Rp3.345 menjadi Rp4.100 dan harga GKP sebesar Rp3.500 per kilogram dari sebelumnya uamh mencapai Rp2.685

“Tahun ini memang sedikit terganggu pengadaannya. Tidak hanya di Jatim, seluruh Indonesia mengalami hal yang sama. Walaupun harga sudah dinakkan, tetapi pengadaan tetap seret. Padahal kami kemarin sudah menurunkan target dari 1 juta ton menjadi 600.000 ton per tahun,” tekannya.

Adapun daerah yang masih melakukan proses pengadaan hampir di semua daerah, di antaranya Bojonegoro, Tulungagung, Bondowoso, dan Banyuwangi.kabarbisnis.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim