ilustrasi: kabarbisnis.com
Potensi lahan tebu di Provinsi Jawa Timur (Jatim) ditaksir mencapai 120.000 hektare (Ha). Cakupan sebesar itu dinilai masih mencukupi untuk areal tanam bagi Pabrik Gula (PG) baru.
“Survei Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (PPPGI) menyebutkan, potensi lahan pertanian khusus tebu bisa mencapai 120.000 Ha. Luas areal tanam itu benar-benar belum ada tanaman tebunya,” ujar Direktur Budidaya Tanaman Semusim Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Agus Hassanudin kepada wartawan di Jakarta.
Menurut Agus, luas potensi areal tanam itu berada di Mojokerto, Malang, Bojonegoro dan Madura. “Untuk daerah Madura sendiri, potensi lahan yang tersedia diperkirakan mencapai 70.00 Ha,” ujar Agus.
Namun, menurut Agus, untuk Jatim, dapat merealisasikan pertambahan areal luas tanam tebu sebesar 50% atau 60.000 Ha saja dari potensi tadi sudah mencukupi untuk mendukung bagi penyediaan lahan bagi PG baru. Agus tidak menampik sejumlah PG gula di Jatim masih mengalami idle capacity akibat penyebaran budidaya tanaman tebu yang tidak merata.
Hal itu tidak lain diakibatkan sebagian besar PG yang merupakan warisan Belanda. Dalam catatannya, sebaran PG di Jatim mencapai 31 buah. Agus berpendapat, justru adanya pembangunan PG baru, peningkatan produktivitas hasil tanam dapat dioptimalkan.
Langkah awal dimulai pada perbaikan teknologi budidaya tanam yang disesuaikan dengan kearifan lokal dan tata ruang wilayah. Diharapkan, rendemen tebu yang dihasilkan bisa mencapai 8%, dibandingkan saat ini rata-rata masih dikisaran 6%.
Indonesia, sebagai salah satu produsen gula, mempunyai 61 PG berbahan baku tebu. Total kapasitas tahun lalu mencapai 225.018 TCD yang didukung areal seluas 418.259 Ha dan delapan PG rafinasi dengan total kapasitas 3,2 juta ton GKR/tahun. kabarbisnis.com
