Konsumsi Listrik Bakal Melonjak Bulan Puasa

ilustrasi: kabarbisnis.com

Momen bulan puasa dipastikan akan mengerek konsumsi listrik masyarakat, terutama pada saat beban puncak di malam hari. Pasalnya, banyak warga masyarakat melakukan berbagai aktivitas di malam hari saat bulan puasa. Masyarakat diminta untuk tetap rasional dan hemat dalam menggunakan alat-alat listrik.

Deputi Manajer Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN (Persero) Area Distribusi Jatim, Arkad Matulu, menyatakan, kenaikan konsumsi listrik memang selalu terjadi saat bulan puasa, khususnya untuk pelanggan rumah tangga (RT) yang saat ini berjumlah sekitar 7,5 juta atau sekitar 93% dari total pelanggan PLN Distribusi Jatim. Dan diperkirakan, kenaikan akan berkisar antara 2% hingga 3% di saat beban puncak sebesar 3.800 Megawatt (MW) hingga 3.900 MW.

“Kenaikan saat puasa tidak begitu signifikan, hanya sekitar 2% hingga 3% untuk pelanggan RT. Sementara pelanggan industri justru kebanyakan melakukan pengurangan aktivitas saat puasa, kecuali industri yang memproduksi kebutuhan lebaran saja yang tidak mengurangi,” ungkap Arkad kepada kabarbisnis.com di Surabaya, Senin (18/7/2011).

Untuk itu, masyarakat diharapkan tidak khawatir dengan pasokan listrik yang tersedia. Karena menurutnya, pasokan listrik untuk wilayah Jatim aman dan sebenarnya masih surplus. Meski demikian, PLN meminta agar masyarakat tetap hemat dan rasional dalam mengonsumsi listrik.

“Konsumsi listrik Jatim saat beban puncak sekitar 3.800 MW hingga 3.900 MW, sementara pasokan listrik untuk Jatim sebenarnya sekitar 6.000 MW. Artinya masih ada surplus sekitar 2.100 MW. Karena distribusi listrik ini interkoneksi dalam jaringan pembangkit Jawa Bali, maka surplus tersebut akhirnya digunakan oleh wilayah lain yang kekurangan,” terangnya.

Meski demikian, Arkad tidak menampik bahwa masih ada beberapa daerah yang kekurangan pasokan. Ini terjadi di beberapa kepulauan terpencil seperti di Kangean. Untuk wilayah tersebut, lanjutnya, akan disesuaikan dengan kekuatan pembangkit yang ada di sana.

“Kalau Pulau Kangean, listrik akan menyala selama 17 jam per hari. Ini sudah kebijakan di sana mengingat pembangkit masih kurang,” katanya. bisnis.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim