ilustrasi: www.kabarbisnis.com
Badan Pusat Statistis (BPS) Jawa Timur (Jatim) merilis, nilai ekspor Jatim selama bulan Februari 2011 mencapai US$1,436 miliar, naik 0,50% dibanding bulan sebelumnya yang mencapai US$1,429 miliar.
“Kenaikan realisasi ekspor ini terjadi karena tingginya kenaikan nilai ekspor non migas Jatim yang mencapai 2,50%, sementara ekspor migas justru turun sebesar 19,27%,” kata Kepala BPS Jatim Irlan Indrocahyo di Surabaya, Jumat (1/4/2011).
Dituturkan Irlan, realisasi ekspor migas Jatim pada bulan Februari terjadi penurunan yang signifikan, dari US$131,17 juta menjadi US$105,89 juta. Kondisi ini jauh berbeda dengan ekspor non migas Jatim selama Februari yang justru mengalami kenaikan sebesar 2,50%. Dari bulan Januari sebesar US$1,298 miliar menjadi US$1,331 miliar di Februari 2011.
“Ekspor non migas terbesar masih disumbang oleh komoditas tembaga yang mencapai US$263,518 juta atau sebesar 19,90% dari total ekspor Jatim, disusul komoditas bahan kimia organik yang mencapai US$179,948 juta atau 14,46% dari total ekspor non migas serta komoditas kertas dan karton sebesar US$81,422 juta,” katanya.
Terkait komoditas yang mengalami kenaikan tertinggi di bulan Februari, Irlan mengatakan ada dua komoditas yang mengalami kenaikan tertinggi, yaitu ekspor komoditas karet dan barang dari karet serta ekspor udang dan ikan.
Untuk ekspor karet dan bahan dari karet, kenaikannya mencapai 675,43% dari bulan Januari sebesar US$8,991 juta menjadi US$69,719 di bulan Februari. Sedangkan ekspor udang dan ikan naik 61,95%, di bulan Januari mencapai US$33,538 juta menjadi US$54,314 juta.
“Adapun penurunan ekspor terjadi untuk komoditas lemak minyak hewani sebesar 24,43% dan komoditas bahan kimia organik turun sebesar 10,22%,” katanya. Rel
