Pemantauan terhadap perubahan harga pada tingkat konsumen selama bulan September 2022 di delapan kota IHK Jawa Timur menunjukkan adanya kenaikan harga yang cukup tinggi di sebagian komoditas yang dipantau. Hal ini mendorong terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 1,41 persen yaitu dari 111,60 pada bulan Agustus 2022 menjadi 113,17 pada bulan September 2022. Tingkat inflasi tahun kalender September 2022 sebesar 5,51 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2022 terhadap September 2021) sebesar 6,80 persen.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga secara umum, yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Dari sebelas kelompok pengeluaran, sembilan kelompok mengalami inflasi, satu kelompok mengalami deflasi dan satu kelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok transportasi sebesar 9,38 persen, diikuti kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,17 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,62 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,61 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,36 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,18 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,06 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dan kelompok pakaian dan alas kaki masing-masing sebesar 0,05 persen, sedangkan kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,24 persen. Adapun kelompok yang tidak mengalami perubahan yaitu kelompok pendidikan.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada September 2022 antara lain: bensin, solar, beras, rokok kretek filter, angkutan antar kota, bakso siap santap, tarif kendaraan roda 4 online, tarif kendaraan roda 2 online, ayam goreng, dan sabun mandi.
Pada September 2022 dari sebelas kelompok pengeluaran, tujuh kelompok memberikan andil/ sumbangan inflasi, dua kelompok memberikan andil/sumbangan inflasi yang sangat kecil, satu kelompok memberikan andil/sumbangan deflasi dan satu kelompok lainnya tidak memberikan andil/sumbangan inflasi maupun deflasi. Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/ sumbangan inflasi, yaitu: kelompok transportasi sebesar 1,27 persen, diikuti kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,10 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,04 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,02 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, kelompok kesehatan dan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga masing-masing sebesar 0,01 persen, sedangkan kelompok yang memberikan andil inflasi yang sangat kecil adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan serta kelompok pakaian dan alas kaki. Adapun kelompok makanan, minuman dan tembakau memberikan andil/sumbangan deflasi sebesar 0,13 persen dan kelompok pendidikan tidak memberikan sumbangan baik inflasi maupun deflasi.
(Sumber: BPS Jawa Timur)