Konferensi ini terselenggara atas kerja sama yang baik antara Kementerian PPN/Bappenas, Pulse Lab Jakarta, Knowledge Sector Initiative (KSI), dan UNDP Innovation Facility.
Tujuan dari konferensi ini adalah untuk menjajaki bagaimana data dapat dimanfaatkan pemerintah untuk memberikan pelayanan publik yang lebih baik.
“Perkembangan Information and Communications Technology (ICT) telah membawa kita pada era revolusi data. Dengan demikian, kita harus merespon dengan langkah-langkah yang inovatif, karena jelas sekali revolusi data ini banyak membawa perubahan yang sangat penting dalam hal pembuatan kebijakan,” ungkap Menteri Andrinof pada awal sambutan.
Menurut Menteri Andrinof, kita harus memanfaatkan hasil dari revolusi data tersebut dengan sebaik-baiknya. Apabila sebelumnya para pembuat kebijakan sangat bergantung pada data-data historis dan empiris; sekarang denganmenggunakan Real TimeData dan BigData, pemerintah dapat dengan seketika mengkonfirmasi perkembangan dari fenomena-fenomenakekinian.
Dengan Real TimeData dan BigData, pemerintah dapat mengetahui bagaimana respon dari masyarakat terhadap suatu isu publik, bagaimana persepsi masyarakat terhadap suatu masalah, dan bagaimana situasi dari setiap kelompok sosial dan masyarakat.
Dalam sambutannya, Douglas Broderick, United Nations Resident Coordinator, menyatakan bahwa PBB berkomitmen untuk memaksimalkan berbagai kesempatan-kesempatan yang muncul untuk menghasilkan revolusi data bersama-sama dengan semua mitra, serta bertekad untuk memperkuat ekosistem data di Indonesia.
“Sejak 2012, pemerintah Indonesia melalui Bappenas dan PBB melalui Global Pulse, membentuk Pulse Lab Jakarta, yang bertujuan untuk mengeksplorasi penerapan sumber data digital dan analisa Real TimeData dalam menjawab tantangan pembangunan berkelanjutan,” ungkap Douglas.
(Sumber: Bappenas)