Gubernur Ajak Insan Pendidikan Bantu Pemprov Sambut AFTA 2015

Ilustrasi

Gubernur Jawa Timur, H Soekarwo mengajak insan pendidikan turut membantu pemerintah provinsi dalam mempersiapkan lulusan-lulusan yang mampu bersaing menyambut ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015.

“Pesaingan terbuka nantinya bukan hanya di sektor industri, pengajar, kedokteran, hingga pembantu rumah tangga,” kata Pakde Karwo saat Penandatanganan Kesepakatan bersama dan perjanjian kerjasama antara Pemerintah Provinsi Jatim dengan Kopertais Wilayah IV Surabaya dan STAIN Jember serta 34 perguruan Tinggi Agama Islam di Jatim di Kantor Gubernur Jatim, Selasa (12/8).

Menurut Soekarwo, sampai saat ini Jatim menjadi salah satu provinsi yang paling siap menyambut AFTA, selain karena Sumber Daya Manusia (SDM) yang melimpah, dibeberapa sektor seperti kelistrikan dan pertanian Jatim surplus. “Pedagangan dalam negeri Jatim tetap mendominasi, dan kami juga telah menempatkan atase-atase perdagangan dihampir seluruh Indonesia,” ujarnya.

Dengan persaingan terbuka ini, suatu saat tidak menutup kemungkinan ada dosen masuk dari Malaysia atau Thailand. Mungkin juga ada yang menawarkan pembantu rumah tangga dari Philipina. “Pemerintah berharap dunia pendidikan ambil bagian dalam pembangunan SDM salah satunya meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas pengajar atau dosen,” tuturnya.

Pemprov terus berusaha meningkatkan pendidikan Diniyah, khususnya pendidikan Islam. Karena meski pertumbuhan ekonomi Jatim tertinggi se Jawa dan Sumatera, bila etika, moral, dan spiritualnya kurang maka takkan ada gunanya.”Pendidikan etika dan moral sangat penting ditanamkan sejak usia dini untuk membangun karakter bangsa,” katanya.

Lebih lanjut dikatakan Soekarwo, keberhasilan proses belajar mengajar 40 persen ditentukan oleh dosen, melalui interaksi secara langsung bukan dengan teknologi. “Dosen harus berdialog dengan mahasiswa menggunakan bahasa yang bisa diterima. Karena itu, meningkatkan kualitas guru dengan memberi pelatihan pada kemampuan metologi dan penyampaian materi mutlak diperlukan,” tuturnya.

Selanjutnya dikatakan Soekarwo, 35 persen ditentukan oleh kurikulum, dan sisanya 25 persen adalah sarana prasarana.

Koordinator Kopertis Wilayah IV Surabaya, Prof Dr Abdul Ala MAG mengatakan, sangat berterimasih pada pemerintah provinsi yang mendukung program pendidikan Islam di Jatim. Dengan penandatanganan kerjasama ini diharapkan pendidikan Islam di Jatim, terus meningkat mengikuti perkembangan jaman.

(Sumber: jatimprov.go.id/hjr)

2 Komentar Pembaca

  1. apa yang disanpaikan pakde adalah pernyataan futuriistik, sebagai konservasi pasar bebas warga jatim harus mengantisipasi dengan kualitas SDM dan ketrampilan yang banyak. trmasuk mempersiapkan moral bangsa. selamat bekerja pakde.

    disampaikan oleh direktur http://www. gamalingua.com

  2. kalau penentu yang paling signifikan adalah selain kurikulum dan sarana prasarana artinya skil individu peserta didik dan harus dieksplore dong, tidak ada salahnya jika pelatihan untuk guru baik negeri maupun swasta itu di galakkan laig. thank .. http://www.parapenerjemah.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim