Investasi Pabrik Pemrosesan Kakao di Gresik

Perkebunan kakao di Tulungagung. foto: dok kabaragro

Ciptakan 200 Pekerjaan Baru di Indonesia

Perusahaan asal Amerika Serikat, Cargill Cocoa & Chocolate, yang membangun  pemrosesan kakao di Kabupaten Gresik, Jawa Timur akan memulai uji pemrosesan kakaonya. Pabrik canggih  dengan nilai investasi sedikitnya US$100 juta tersebut berkapasitas 70 ribu ton per. Produk yang dihasilkan antara lain berupa cocoa butter, liquor, dan powder.
Ini adalah pabrik pengolah kakao pertama milik Cargill yang dibangun di Asia. Pembangunan pabrik tersebut hampir selesai dan akan dibuka pada kuartal ketiga tahun ini.

Investasi terbaru Cargill di Indonesia ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk mengembangkan dan menumbuhkan industri kakao Indonesia serta memperkuat jaringan pengadaan kakao dan aktivitas-aktivitas kelestarian kakao Cargill di Indonesia.

Biji kakao yang akan diproses di pabrik tersebut sebagian besar akan dipasok dari Sulawesi, di mana perkebunan kakao menjadi sumber pendapatan utama bagi ratusan ribu keluarga dan telah menjadi tempat pengadaan kakao Cargill sejak 1995.

Dengan dibukanya pabrik ini, Cargill akan menciptakan sekitar 200 pekerjaan baru di Indonesia, serta posisi-posisi tambahan di pusat penerapan R&D yang ada di Kuala Lumpur.

Sebagai perusahaan pemroses kakao terkemuka di dunia, Cargill berkomitmen untuk menyediakan produk-produk yang dibuat dari kakao berkualitas tinggi, yang ditanam secara berkelanjutan. Cargill telah melihat pertumbuhan signifikan dalam permintaan produk-produk kakao di Asia.

Dalam perkembangan lain di Indonesia, perusahaan ini akan terus berinvestasi guna mendukung pertumbuhan kawasan ini dan melakukan pengadaan kakao dari petani-petani setempat untuk memproduksi produk-produk kakao berkualitas tinggi dalam memenuhi kebutuhan pelanggan di kawasan Asia.

Head of Cocoa and Chocolate for The Asia Pacific Region Cargill Job Leuning mengatakan, pabrik baru tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada pertengahan 2014. Dengan kehadiran pabrik itu, perkembangan industri pengolah kakao diharapkan terdongkrak dan bisa membantu petani kakao di Indonesia.

“Kami pilih Gresik sebagai lokasi pabrik baru karena strategis, relatif dekat dengan sentra kakao, seperti Sumatera dan Kalimantan. Selain itu, Gresik juga dekat dengan pelabuhan dan konsumen,” kata dia dalam siaran pers. (*/idi)

3 Komentar Pembaca

  1. Kenapa harus perusahaan asing sih yg mengelola???

  2. saya mau naruh lamaran di mana alamat alamat lengkapnya biar cepet nyampek personalia/HRDnya?

  3. alamat pabriknya dimana pak.

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim