- Hj.Nina Soekarwo Dorong Wanita Jadi Penggerak Ekonomi
- Pakde Karwo : NU Bantu Cerdaskan Warga
- TIGA TAHUN KEPEMIMPINAN PAKDE KARWO-GUS IPUL ’Ekonomi Jatim Paling Inklusif di Indonesia’
- Pakde Karwo: Pertumbuhan Ekonomi Jatim Ditopang Tiga Sektor Utama
- Pakde Karwo Sumbang Pemikiran Atasi Kemiskinan di Indonesia
Gubernur Jatim Soekarwo saat bersilaturrahim dengan Ibu-ibu Nyai Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi dengan didampingi Ibu Nina Soekarwo dan Ibu fatma Saifullah Yusuf, Selasa (25/6).
Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo akan terus mengembangkan program-program ekonomi yang memberdayakan para wanita. Salah satunya adalah pengembangan usaha koperasi wanita (kopwan).
Diakuinya, dalam kurun lima tahun terakhir, program tersebut sudah berjalan baik. Namun ke depan perlu ditingkatkan lagi agar hasilnya bisa lebih optimal.
Pernyataan itu disampaikan Pakde Karwo sapaan lekat Gubernur Jatim Soekarwo saat bersilaturrahim dengan Ibu-ibu Nyai Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi dengan didampingi Ibu Nina Soekarwo dan Ibu fatma Saifullah Yusuf, Selasa (25/6).
Menurut Pakde Karwo, seorang wanita adalah akuntan yang paling baik dan profesional dalam mengalkulasi semua perencanaan keuangan, baik dari sisi pemasukan maupun pengeluaran. Untuk itu, program pembangunan Jatim mendatang akan memperkuat ekonomi perempuan. Di antaranya membangun kerjasama dengan Pondok Pesantren, khususnya dengan para Ibu Nyai. Caranya, Ponpes membuat program atau usaha atau koperasi perempuan untuk mendapat dana hibah, tetapi dengan mendapat bantuan pendampingi tenaga administrasi.
Perempuan Jawa Timur, kata Pakde Karwo sebagian besar adalah pekerja. Karena itu banyak usaha ekonomi yang berkembang pesat atas peran kaum perempuan Jatim yang luar biasa. “Kalau Ponpes, khususnya ibu Nyai ingin ikut berkiprah dalam menggerakkan perekonomian Jatim, itu sungguh luar biasa. Sebab, ibu Nyai mempunyai peran yang besar dalam menggerakkan para santrinya. Karena perempuan itu adalah menjadi panutan umat,“ tegas Pakde Karwo.
Masih menurut Pakde Karwo, selain membenahi sistem ekonomi syariah semacam BMT, masalah pendidikan juga menjadi program prioritas, khususnya untuk program pendidikan diniyah hingga setingkat Madrasah Aliyah. Ini karena program pendidikan semacam inilah yang bisa membentuk karakter anak bisa lebih baik dan tawaddu’ sama orang tua.
Untuk program pendidikan ini, Pemprov. Jatim telah memberikan Bosda dan para santri diberi bantuan Bea Siswa sampai anak sekolah 12 tahun. Sedang ustadnya selama ini sudah diberikan bantuan sebesar Rp 300 ribu/ bulan.
Untuk mengurangi berkurangnya jumlah siswa diniyah, Pemprov. Jatim telah merancang agar santri tidak sekolah di luar dengan mendirikan SMK atau sekolah umum di lingkungan ponpes. Setelah lulus dari SMU atau SMK di Ponpes para santripun bisa melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi manapun.
Sebelum mengakhiri sambutannya Pakde Karwo menambahkan, selain masalah kopwan dan pendidikan, selama lima tahun Pemprov. Jatim juga telah menutup dan memberantas aliran sesat dan menutup kafe yang dijadikan tempat prostitusi terselubung. Sebab, tempat seperti ini harus digunakan sebagaimana mestinya, jadi harus ditertibkan.
Sementara itu Ketua Muslimat Tuban Ibu Nyai Anirotut Duror yang merupakan Wakil dari Ibu- ibu Nyai Jatim dalam sambutannya mengatakan, dari ke 73 orang ibu Nyai yang hadir berharap lima tahun kedepan pemprov. Jatim bisa meneruskan program- program yang telah dibuat, Utamanya program koperasi pemberdayaan perempuan. Karena program tersebut sudah dapat dirasakan manfaatnya oleh semua lapisan masyarakat jawa Timur.. (Humas Pemprov Jatim)
Assalamualaikum wr wb, pak Kapan sk gebernur di berikan ke saya yang mengajar jadi guru sdn gtt TMT 2007 dapat di serahkan ,saya juga belum dapat fungsioonal dan kapan pengangkatan saya. Selamat atas kemenangan pak karwo dan gus ipul semoga harapan dan cita-cita saya jadi guru pns tercapai. Amin