Pertumbuhan Ekonomi Jatim Lampaui Nasional

ilustrasi

Pimpinan Bank Indonesia (BI) Wilayah IV Jawa Timur, Muhamad Ishak mengatakan pertumbuhan ekonomi di Jatim mencatatkan prestasi gemilang yakni 7,22% di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 6,29%. Jika dibanding daerah lain seperti DKI Jakarta yang hanya sebesar 6,31%, Jabar dan Jateng di kisaran 6,3% capaian perekonomian Jatim masih unggul.

“Prestasi ini layak diapresiasi, termasuk peran serta perbankan selama ini. Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil akan memberikan kontribusi penurunan angka kemiskinan,” ingatnya.

Inflasi di Jatim sampai dengan November 2012, masih dalam batas tengah sasaran inflasi nasional sebesar 4,5%. Sebagai wilayah dengan pertumbuhan ekonomi jauh melampaui pertumbuhan ekonomi nasional, angka inflasi tersebut masih terbilang sangat ideal.

“Harapan kami, perbankan umum di Jatim bisa meningkatkan penyaluran linkage dengan BPR (Bank Perkreditan Rakyat, red). Ini yang nantinya akan mendorong peningkatan UMKM (kredit usaha mikro kecil dan menengah, red) maupun penurunan suku bunga,” kata Pimpinan Bank Indonesia (BI) Wilayah IV Jawa Timur, Muhamad Ishak.

Meski demikian, ia mengakui, meningkatnya perekonomian di Jatim itu banyak dipengaruhi serta dukungan dari berbagai sektor. Dukungan tersebut adalah dengan berdirinya perbankan semacam Jamkrida, Apex BPR, Linkage Bank Umum dan BPR serta program sertifikasi tanah yang dikaitkan dengan kredit UMKM. “Apalagi, krisis ekonomi global yang belum pulih di negara-negara Eropa tidak berpengaruh pada perekonomian nasional, khususnya di Jatim,” tutur Ishak.

Ia menyatakan, hingga kini peran sektor perbankan maupun industri mulai Oktober 2012 mengalami pertumbuhan kredit mencapai 26,0%/tahun (YoY). Hal ini sangat jauh diatas pertumbuhan perekonomian tahun 2011 yang hanya sebesar 22,1%. “Sementara pertumbuhan kredit investasi mencapai 37,7 persen,” ulasnya.

Hal terpenting, kata Ishak, adalah kondisi ini menjadi prestasi gemilang, khususnya tingkat perekonomian Jatim. Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil ini, telah memberikan kontribusi besar pada penurunan angka kemiskinan. “Data terakhir penurunan angka kemiskinan di Jatim mencapai 5,070,980 jiwa atau telah menyumbang 30,4 persen angka kemiskinan nasional,” ungkapnya.

Dalam paparan temu perbankan di Jatim, Ishak juga menyebut, indikator yang bisa menjadi sudut pandang adalah indikator pertumbuhan ekonomi Jatim. Disebutkan, pertumbuhan perekonomian Jatim tersebut telah membawa pendapatan per kapita melebihi 3 juta US$. “Indikator mikro lainnya, perkembangan harga-harga masih dalam batas wajar,” katanya.

Sekadar tahu, sektor rasio Loan to Deposit (LDR) saat ini sudah menjadi 82,9% apabila dibandingkan Desember 2011 lalu yang hanya 77,0%. Sedangkan, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), mengalami penurunan dari 74,8% di bulan Desember 2011 menjadi 63,7% pada Oktober 2012 lalu.

“Peran serta BPR akan terus kami dorong dalam sistem pembayaran melalui Jatim Electronic Transfer System atau JETS. Ini merupakan inovasi terbaru dalam sistenm pembayaran perbankan,” sambung Ishak. surabaya post online

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim