Mikro Hidro Antisipasi Kenaikan Tarif Listrik

ilustrasi: kompas.com

Awal tahun 2013, pemerintah berencana menaikkan tarif dasar listrik (TDL). Karenanya, sejak dini masyarakat mulai memutar otak untuk mengantisipasinya.

Salah satunya dengan menciptakan mikro hidro untuk proses penyaluran air bersih ke rumah-rumah warga di desa setempat. Hal itu dilakukan oleh warga di Desa Karangsuko, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang.

Di Desa Karangsuko, sejak 2006 lalu, diciptakan teknologi penyaluran air bersih untuk masyarakat di desa tersebut dengan menggunakan tenaga listik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Biaya per bulannya mencapai Rp 11 juta.

“Dana per bulannya, harus bayar ke PLN senilai Rp 11 juta. Hal itu yang menjadi pertimbangan harus cari cara lain agar tidak menggunakan PLN lagi,” jelas Sayyid Muhammad, Ketua Badan Pengelolaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi (BP.SABS) Sumber Maron saat ditemui Kompas.com, Selasa (30/10/2012).

Sejak awal 2010 lalu, Sayyid bersama beberapa warga setempat berpikir untuk mencari cara agar tidak menggunakan tenaga listik dari PLN lagi. “Baru pada akhir 2011, ditemukan rencana memakai mikro hidro. Setelah konsultasi ke beberapa pakar ahli, dan dilakukan penelitian, ternyata sumber air di bendungan Sumber Maron layak diciptakan makro hidro,” katanya.

Pada April 2012 lalu penggunaan mikro hidro langsung diresmikan. Untuk menggerakannya tidak lagi menggunakan tenaga listik dari PLN yang harus dibayar mahal. “Proses penyaluran air bersih ke rumah-rumah warga itu sudah menggunakan mikro hidro dengan alat turbin. Namanya, Pembangkit Listrik Tenaga Miro Hidro (PLTMH),” jelas Sayyid.

PLTMH yang dikembangkannya tersebut awalnya bermodal dana swadaya dari warga setempat senilai Rp 184 juta. “Tak lama setelah dikelola secara swadaya, kita harus pinjam dana ke salah satu bank senilai Rp 20 juta dan dari dana hibah Rp 41 juta. Semua dana itu kita kelola,” katanya.

Menurut Sayyid, PLTMH mampu menyalurkan air bersih ke empat desa sektar di dua kecamatan, yakni Kecamatan Pangelaran dan Gondanglegi. “Empat desa itu diantaranya Desa Karangsuko, Gondanglegi Kulon, Sukosari dan Panggungrejo. Alhamdulillah ini berkah bagi warga di dua kecamatan itu,” akunya.

Adapun total warga yang mendapatkan air bersih dari PLTMH itu sebanyak 1.280 sambungan rumah (SR). Debit air bersih yang dilahirkan dari PLTMH itu sebanyak 1.000 liter per detiknya. “Yang utama, dengan adanya PLTMH itu, kita tidak harus mengeluarkan dana Rp 11 juta per bulan ke PLN,” katanya.

Sayyid dan warga setempat bangga dengan inovasi PLTHM itu. Bahkan inovasi ini bisa menjadi solusi dalam menghadapi kenaikan tarif dasar listri (TDL) sebesar 15 persen pada 2013.

“Kita dan warga di sini sudah antisipasi terlebih dahulu. Warga sudah bisa nabung, tidak harus keluar biaya mahal demi air bersih,” katanya.

Sementara itu, Camat Pagelaran Hari Krispriyanto mengatakan, bendungan atau sumber air yang menghasilkan air bersih itu, akan dikembangkan menjadi objek wisata alam. “Karena sejak ada PLTHM itu, banyak dikunjungi wisatawan lokal. Itu berpotensi kalau dijadikan wisata alam,” katanya. kompas.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim