Target Perdagangan di Jatim Rp 511 Miliar

ilustrasi: surabaya Post online

Produk perikanan non-konsumsi merupakan satu diantara komoditas andalan baru pada sektor kelautan dan perikanan. Di Jawa Timur, upaya pengembangan produk tersebut telah ditetapkan kawasan ‘segitiga emas’ dalam kebijakan membudidayakan ikan hias. Bahkan tahun 2012 ini, ditargetkan nilai perdagangan ikan non-konsumsi di Jatim mencapai Rp 511 miliar.

“Ya, tiga daerah di Jawa Timur itu adalah Blitar, Tulungagung dan Kediri. Ketiganya merupakan kawasan ‘segitiga emas’ untuk produk perikanan non-konsumsi,” jelas Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jatim, Kardani mendampingi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Dirjen P2HP)

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Ir. Saut Hutagalung di Surabaya.
Sementara, data yang diperoleh menyebut, pada tahun 2012, trend volume ekspor ikan hias telah mencapai peningkatan hingga 11,56%. Sedangkan, data yang terakumulasi sejak 2007- akhir 2011 lalu itu nilai ekspor ikan hias sudah mencapai peningkatan sebesar 23,36% pada periode yang sama.

Sebenarnya, catatan tersebut tidak terlepas dari keberadaan lima negara pengimpor ikan hias dari Indonesia. Kelimanya adalah Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Malaysia dan China yang mampu menyumbang devisa dari ikan hias dalam lima tahun terakhir mencapai 7.660.253 dollar Amerika atau setara dengan Rp 70,4 miliar.

Mengutip data KKP tertera, nilai perdagangan ikan Koi di Kabupaten Blitar sebesar Rp 140 miliar pada tahun 2011. Sedangkan, perdagangan ikan Cupang di Kediri mencapai 130 juta ekor atau setara dengan Rp 52 miliar.

“Dalam hal ini, Jawa Timur merupakan penyumbang terbesar ekspor ikan hias bersama lima provinsi lainnya di Indonesia. Tidak salah, kalau Jawa Timur ditarget tahun ini untuk nilai perdagangan produk perikanan non-konsumsi sebesar Rp 511 miliar,” katanya usai puncak pameran produk hasil perikanan nonkonsumsi bertajuk, ‘The 8th All Indonesia Koi Show 2012 di Surabaya Supermall Convention Centre’.

Menurutnya, kegiatan tersebut untuk menunjukkan kepada masyarakat luas, bahwa selain komoditas perikanan konsumsi, juga terdapat produk perikanan non-konsumsi berupa ikan hias. Dengan sentuhan rekayasa teknologi dan ilmu pengetahuan mutakhir diharapkan menghasilkan produk handal yang bisa memotivasi perekonomian masyarakat dan trend pasar dunia. “Memang, dalam perkembangannya, masih membutuhkan perhatian pemerintah,” cetus Ketua Komisi Ikan Hias Indonesia (KIHI), Budi Widjaja terpisah.
Dia mengatakan, selain ikan hias, produk perikanan non-konsumsi tersebut, masing-masing memiliki nilai dalam setiap komoditasnya. Sebut saja, mutiara, tanaman hias air, kerajinan kerang, kulit sisik ikan, tulang ikan dan rumput laut. “Seperti rumput laut yang memiliki nilai manfaat untuk keperluan medis, farmasi dan kosmetik,” terang Budi.

Sementara, dari 17 ekor jenis ikan hias Koi yang dipamerkan dikelompokkan dalam 11 kategori ukuran mulai dibawah 15 cm-65 cm. Sedangkan, jumlah ikan yang masuk dalam pameran sedikitnya ada 700 ekor yang berasal dari 23 klub anggota Asosiasi Pecinta Koi Indonesia (APKI) Jatim. “Yang ikut pameran ini ada 50 peserta dari 8 kabupaten/kota di Jatim,” tutup Budi. surabaya postonline

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 6814. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim