Presiden Tekankan Pentingnya Komunikasi Menyelesaikan Persoalan Bangsa

komunikasi dengan masyarakat/Humas

Dalam menyelesaikan suatu persoalan yang dihadapi bangsa, kita perlu mengutamakan komunikasi. Mengajak bicara semua pihak itu penting agar persoalan yang terjadi dapat terselesaikan dengan baik. Seorang pimpinan daerah bila kurang berkomunikasi baik dengan masyarakatnya, akan sulit menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapi bangsa dan negara dengan baik.

Hal itu disampaikan Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono ketika membahas perkembangan pembangunan Provinsi Jawa Timur bersama Gubernur Jawa Timur dan Bupati Pacitan di Pendopo Kabupaten Pacitan, Jum’at (13/1) pagi.

Presiden mencontohkan arti pentingnya berkomunikasi dengan masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan program permbangunan. “Mana mungkin masyarakat bisa memahami dan mau mengerti dengan program-program pemerintah yang sedang dijalankan dan program mana yang belum dilakukan. Hal ini bertujuan agar masyarakat turut serta bersama-sama untuk terlibat dalam memajukan taraf hidup dan kehidupan masyarakat Pacitan menjadi lebih baik. Jangan sampai ada rencana baik, tidak bisa berjalan dengan maksimal dikarenakan ada kelompok tertentu,” ujarnya.

Lebih lanjut SBY mengatakan, Kabupaten Pacitan beberapa tahun lalu dikenal sebagai salah satu dari 100 lebih daerah yang tergolong dalam kategori daerah tertinggal yang ada di Indonesia. Namun saat ini, pemerintah pusat telah melakukan upaya sebagaimana telah dilakukan di daerah-daerah lain yang tertinggal, dengan melakukan percepatan dan perluasan pembangunan di masing-masing daerah.

“Saat ini terbukti, Kab. Pacitan bersama sekitar 50 daerah sudah terbebas dari kategori daerah tertinggal. Tentu ini kita patut bersyukur dan saya berterima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras seperti pemerintah pusat, provinsi dan kab/kota dalam memajukan dan mengangkat status daerah Pacitan menjadi lebih baik, dari daerah tertinggal menjadi daerah tidak tertinggal,” imbuh SBY.

Pada acara yang juga dihadiri oleh sebagian anggota Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2 itu, Presiden SBY mengatakan, untuk menentukan dan mengukur sejauh mana tingkat kemajuan suatu daerah di antaranya bisa dilihat dari taraf hidup rakyatnya, tingkat pendidikan, kesehatan atau biasa dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), keadaan infrastruktur dan kemajuan perekonomian serta kesejahteraan rakyat di masing-masing daerah itu.

Apabila sudah terbebas dari kategori daerah tertinggal, berarti banyak aspek-aspek dan tingkat kemajuan suatu daerah sudah meningkat meskipun bila dibandingkan dengan daerah lain yang sudah maju, tentu masih banyak yang harus dikerjakan serta dibenahi di kabupaten ini.

“Saya selalu mendukung rencana, komitmen dan upaya yang dilakukan Pemprov Jatim dan Pemkab Pacitan dengan bantuan dari pemerintah pusat untuk lebih meningkatkan pembangunan di Kab. Pacitan ini,“ tegasnya.

Ia berharap, pembangunan yang langsung bersentuhan dengan aspirasi dari rakyat bisa dijalankan dengan gigih misalnya di bidang pengurangan kemiskinan, penciptaan lapangan pekerjaan, pendidikan, kesehatan, perikanan, kesehatan, perikanan, pariwisata dan transportasi.

Kab. Pacitan memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan secara bertahap dan berkelanjutan. Karena itu, dia berharap Gubernur Jatim dan Bupati Pacitan bersama-sama bekerja keras untuk lebih memajukan dan mengembangkan Kab. Pacitan menjadi lebih baik.

Kunjungi Kawasan Rumah Pangan Lestari

Dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke Kabupaten Pacitan, Presiden SBY bersama Ibu negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono juga berkunjung ke Kawasan Rumah Pangan Lestari (RPL) di Desa Kayen, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan.

Kawasan Rumah Pangan Lestari yang digagas Kementerian Pertanian ini bertujuan mewujudkan kemandirian pangan dengan menggerakkan kembali budaya menanam di lahan pekarangan, baik di perkotaan maupun di pedesaan.

Prinsipnya adalah memanfaatkan pekarangan yang ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, serta meningkatkan pendapatan keluarga. Sasaran akhirnya adalah meningkatnya kesejahteraan melalui partisipasi masyarakat.

Di Desa Kayen, program ini telah dimulai sejak awal 2011 ini. Pada tanggal 21 Februari 2011, Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo bersama Kepala Badan Litbang Pertanian dan Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian berkunjung ke lokasi pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari untuk melihat kemajuan perkembangan pelaksanaan program.

Pakde Karwo, sapaan akrab Soekarwo mengapresiasi kegiatan RPL. Dia berharap, kegiatan itu bisa menjadi contoh yang bisa diterapkan untuk wilayah lain. “Intensifikasi pekarangan dalam program semacam ini merupakan pola yang tepat sesuai dengan kondisi sosial ekonomi setempat, “ ujarnya.

Respon petani terhadap program ini cukup baik, terlihat dari peran aktif mereka dalam mempersiapkan lahan pekarangan dan perbaikan kandang ternaknya. Kondisi tersebut merupakan media diseminasi yang baik bagi Kementerian Pertanian untuk menyampaikan teknologi pertanian yang telah dihasilkan, sekaligus untuk melihat bagaiman respon dan tingkat adopsi petani terhadap teknologi yang diintroduksikan.

Sementara itu, Presiden SBY menilai Desa Kayen telah berhasil menerapkan impiannya untuk memenuhi kebutuhan pangan dengan memakai pola KRPL. “KRPL bisa dijadikan sebagai program prioritas di setiap rumah tangga, bukan saja hanya di Pacitan tapi seluruh rumah tangga di Indonesia perlu mencontoh apa yang sudah dilakukan warga Kayen ini. Kalau KRPL kita jadikan gerakan sebagai penghematan belanja rumah tangga maka setiap rumah tangga tidak akan merasa risau bila terjadi kenaikan harga pangan atau sayur-sayuran karena semuanya sudah tersedia di pekarangan rumah,” ujar SBY. (Humas)

Komentar Pembaca

  1. Alhamdulillah desa kayen adalah salah satu contoh dari keberhasilan KRPL, akan tetapi masyarakat desa yang sudah semangat menanam tanaman di polibak di sekitar rumah saat ini tanaman banyak terserang hama penyakit, sedangkan pendampingan maupun cara mengatasi penyakit tersebut masyarakat belum tahu dan dari dinas pertanian sangat lemah sekali bahkan pendampingannya bila ada bantuan saja. Perlu di garis bawahi pula bantuan yang ada di desa kayen yang sekarang sudah menjadi inventaris desa, khususnya pipa untuk menyirami tanaman sebagian sudah di ambil oleh petugas dari balitbang malang Jatim dengan alasan mau di pindahkan ke madiun alat tersebut… (bisa di cek di lokasi KRPL desa kayen)….. wah ini sudah tidak benar menurut saya…..(warga masyarakat desa kayen)…… atas kerjasamanya kami ucapkan banyak terimakasih…..

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim