
ilustrasi: bisnisindonesia.com
Produksi padi di Kab. Malang pada musim tanam musim kemarau (MK) II tidak berpengaruh cuaca kemarau yang panjang.
Sekretaris Daerah Kab. Malang Abd Malik, mengatakan laporan dari Dinas Pertanian dan Perkebunan setempat menyebutkan bahwa daerah-daerah yang terdampak kemarau bukan sentra produksi padi, malainkan kawasan kering, kawasan tadah hujan.
“Karena itulah produksi padi Kab. Malang tidak terganggu musim kemarau yang panjang. Produksi di daerah ini masih surplus,” kata Abdul Malik di Malang, hari ini.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang Purwanto, dalam suatu kesempatan, mengatakan pada musim tanam 2011 diprediksi bisa mencapai surplus padi 70.000 ton yang dipicu kondisi cuaca yang basah sampai Juli.
Sampai akhir Agustus 2011, surplus padi di Kab. Malang sudah mencapai 60.000 ton. Dengan adanya panen pada MK II, maka diprediksikan surplus bisa bertambah menjadi 70.000 ton. Surplus padi sebesar itu lebih tinggi dari surplus 2010 yang mencapai 60.000 ton.
Menurut Malik, surplus padi bisa terjadi karena pengairan masih mencukupi kebutuhan pertanian persawahan teknis. Sedangkan kawasan tadah hujan justru tidak membutuhkan air karena jenis tanamannya memang tidak banyak membutuhkan air, seperti jagung.
Yang menjadi masalah, ucap dia, terkait dengan pasokan air bersih pada kawasan yang mengalami kekeringan. Pada kawasan-kawasan kering di kawasan sepanjang Pantai Selatan dilaporkan kekurangan air.
Sedikitnya ada enam Kecamatan di wilayah Kabupaten Malang dilanda kekeringan. Karena itulah, Bupati telah memerintahkan kepada PDAM, PMI, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk mengatasi masalah tersebut. bisnisindonesia.com