89 Desa di Bangkalan Krisis Air

ilustrasi: kompas.com

Sebanyak 89 desa yang tersebar di 14 kecamatan, di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih.

Sumber air di desa tersebut sudah mengering semua. Sehingga warga kebingungan saat harus mencari air untuk dikonsumsi dan untuk kebutuhan rumah tangga lainnya.

Berdasarkan identifikasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Pemkab Bangkalan, 89 desa yang krisis air tersebut lebih didominasi di lima kecamatan, masing-masing Kecamatan Kokop, Kecamatan Konang, Kecamatan Blega, Kecamatan Klampis dan Kecamatan Kwanyar.

“Kelima kecamatan itu betul-betul memprihatinkan soal kebutuhan air, terutama untuk konsumsi,” kata Martini, Kapala Bidang Sosial Dinsosnakerstr an Bangkalan.

Memasuki puncak kemarau tahun ini, pemerintah setiap hari menyiapkan tiga mobil tanki yang siap untuk mendroping air ke lima kecamatan yang krisis air tersebut. “Desa-desa yang sangat krisis air sudah kita kantongi dan sudah ada yang kita droping air sesuai dengan pengajuan kepala desa masing-masing,” kata Martini.

Dijelaskan Martini, pihaknya tidak serta merta melakukan droping air tanpa ada permintaan dari Kepala Desa ataupun Camat setempat. Sebab dikawatirkan masyarakat nanti akan rebutan air jika tidak diatur sebelumnya oleh Kepala Desa setempat.

“Tahun lalu kita langsung droping ke salah satu desa di Kecamatan Konang. Karena desa kurang siap pembagiannya maka warga langsung rebuatn, bahkan nyaris terjadi kericuhan,” ungkap Martini.

Kecamatan yang sudah mengajukan droping air sudah ada enam kecamatan. Droping air ke masyarakat itu, lanjut Martini, gratis. “Masyarakat tidak dibebani biaya apapun. Karena saya dengar kabar warga masih dikenai biaya transportasi mobil pengangkut air. Itu tidak benar!,” tegasnya.

Saiful Haq, salah satu warga desa Blega, Kecamatan Blega menuturkan, meskipun sudah ada upaya droping air, warga masih sangat kekurangan. Yang dikirim oleh pemerintah hanya cukup untuk kebutuhan masak saja. Sementara untuk kebutuhan lainnya masih belum terpenuhi.

“Kalau mencuci dan untuk mandi serta wudu’ masih sangat kekurangan. Meskipun sudah mencari air ke desa tetangga juga tidak ada, karena mereka juga sama-sama membutuhkan air,” terang Saiful Haq.
kompas.com

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2075. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim