Pengelola kawasan industri menghimbau pemerintah daerah agar serius mengembangkan balai latihan kerja di sekitar kawasan industri untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) berkualitas bagi industri. Saat ini, balai latihan kerja (BLK) yang dikembangkan pemerintah daerah mengalami stagnasi metode pelatihan sehingga output pekerja tidak sesuai dengan kebutuhan industri.
“Seharusnya balai latihan kerja yang dikembangkan pemerintah daerah mampu mengakomodasi kebutuhan industri, sehingga outputnya bisa diserap industri,” kata Ketua Himpunan kawasan Industri (HKI) Indonesia, Hendra Lesmana ditemui di sela Rakernas HKI ke XIV di Hotel Mercure Surabaya.
Ia menambahkan, tenaga kerja di kawasan industri saat ini kebanyakan hanya diserap sebagai tenaga kasar. Harapannya dengan menimba ilmu di balai latihan kerja, pekerja lokal bisa menjadi pekerja terampil dan terdidik.
“Dengan begitu harkat dan derajat pekerja pun bisa terangkat,” imbuhnya.
Dengan optimalisasi balai latihan kerja di kawasan industri, ia memperkirakan, serapan tenaga kerja terampil dan terdidik bisa meningkat hingga 70%.
Saat ini, di Indonesia terdapat 58 kawasan industri yang tersebar di 13 provinsi dan 24 kabupaten/kota. Jumlah tenaga kerja yang terserap dalam kawasan industri ini mencapai 1,5 juta orang. Sementara luas lahan yang digunakan mencapai 29.000 hektar. kabarbisnis.com