Soekarwo Ajak Pengusaha Tinggalkan Jakarta

Pelabuhan Tanjung Tembaga,Probolinggo siap oeprasi/indomaritim.com

Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta seluruh pengusaha segera meninggalkan Jakarta dan beramai-ramai pindah ke Jawa Timur. “Jakarta harus ditinggal, orang Jakarta harus legowo,” katanya di hadapan peserta rembuk Infrastruktur Jawa Timur 2011 di Hotel JW Marriott Surabaya, Selasa, 24 Mei 2011.

Soekarwo menilai saat ini Jakarta sudah sangat sesak dan macet sehingga membuat beban pengusaha meningkat. Padahal, kata dia, untuk membuka usaha baru Jawa Timur masih patut dipertimbangkan karena infrastruktur tak kalah dengan Jakarta.

“Enggak apa-apa presiden tinggal di Jakarta, tapi perdagangan dan jasa harus pindah ke Ja-Tim,” ujar Soekarwo.

Soekarwo pun lalu pamer. Di Jawa Timur, kata dia, ada tol, punya bandara bertaraf international, dan pelabuhan yang mumpuni. “Coba di Jakarta. Pelabuhannya sudah tidak bisa lagi. Mereka takut ada Mbah Priyok. Di Jawa Tengah juga tidak bisa karena pelabuhanya sangat kecil,” katanya.

Di Tanjung Perak Surabaya, kata Soekarwo, masalahnya hanya ada pipa gas kodeco yang masih melintang di alur pelayaran. Namun, dia berjanji dalam waktu dekat pipa ini akan segera dipindahkan. “Jadi tak ada ruginya investasi di Jawa Timur. Tak salah kalau Majapahit berdiri di Ja-Tim, kalau tidak ada Majapahit negara ini belum tentu ada,” kata dia disambut bahak hadirin.

Menurut Soekarwo, selain Tanjung Perak, Jawa Timur juga mulai membangun Pelabuhan Tanjung Lamong yang berada di antara Surabaya dan Gresik dengan biaya Rp 2,8 triliun serta Pelabuhan Socah di Bangkalan Madura dengan dana Rp 3,5 triliun. Seluruh pembiayaan dua pelabuhan itu sepenuhnya ditanggung swasta.

Selain itu, juga ada beberapa pelabuhan lainnya seperti Tanjung Tembaga Probolinggo, Tanjung Wangi, dan Boom Banyuwangi, Pelabuhan Tamban di Malang, serta Pelabuhan Pacitan.

Sedangkan untuk jalur transportasi kereta api, kata Soekarwo, saat ini Jawa Timur juga terus memperbaiki jalur yang ada dan akan membangun jalur baru. Jalur baru yang dimaksud adalah jalur dari Stasiun Gubeng ke Bandara Juanda, serta membangun jalur ganda lintas utara dan jalur ganda lintas selatan dan timur di Kediri-Kertosono serta Surabaya-Malang-Kepanjen.

Begitu juga bandara. Saat ini Jawa Timur sedang membangun double runway dan terminal baru di kawasan Bandara Juanda dengan biaya Rp 8 triliun dari APBN dan sebagian dari Swasta.

Pengamat ekonomi, Didik J. Rachbini, mengatakan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur selalu di atas pertumbuhan ekonomi nasional. “Tahun 2010, nasional tumbuh 6,1 persen dan Ja-Tim 6,7 persen. Tahun 2009, nasional 4,55 persen, Ja-Tim 5,01 persen,” katanya.

Untuk menunjang kemajuan ekonomi, kata Didik, pemerintah harus menyediakan infrastruktur ekonomi dan infrastruktur sosial yang baik. Infrastruktur ekonomi meliputi tenaga listrik, telekomunikasi, perhubungan, irigasi, air bersih, dan sanitasi juga pembuangan limbah. Sedangkan infrastruktur sosial meliputi kesehatan dan pendidikan.

Sementara, Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum, Agus Widjanarko, mengatakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur, pemerintah saat ini juga telah memberikan solusi guna pembangunan tol tengah kota. “Kemarin Wali Kota Surabaya menolak karena jalur tol tengah kota akan menggusur rumah. Kita sudah usulkan bagaimana kalau dibangun saja di atas sungai,” kata Agus. Saat ini, pemerintah pusat tinggal menunggu persetujuan dari Wali Kota Surabaya. TI

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim