Thailand Tawarkan Kerja Sama Agribisnis

ilustrasi: animeciler.com

Masih lemahnya sistem dan manajemen pengolahan produksi tanaman pangan di Indonesia menjadi satu faktor penyebab produksi pertanian di tanah air tidak maksimal. Padahal potensinya cukup besar untuk bisa dikembangkan.

Menyikapi kondisi tersebut, Thailand berkeinginan untuk lebih meningkatkan kerja sama dengan Indonesia, khususnya Jawa Timur di sektor pertanian, baik dalam hal perdagangan antarkedua negara ataupun dalam hal transformasi teknologi pertanian.

Hal ini diungkapkan oleh Duta Besar Thailand, Thanatip Upatising saat melakukan lawatan ke kantor Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, Senin (21/2/2011). Hadir dalam pertemuan tersebut, antara lain, Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Bidang Jasa dan Perdagangan Luar Negeri Isdarmawan Asyrikan dan Wakil Ketua Umum Bidang Pemberdayaan Daerah Sutan Kasidal serta beberapa pengurus Kadin Jatim lainnya.

Menurut Thanatip, saat ini Indonesia masih memiliki banyak persoalan di sektor produksi tanaman pangan. Padahal di masa mendatang ada tiga hal pokok yang harus menjadi prioritas yaitu kecukupan bahan pangan, kecukupan energi, dan kecukupan air.

Sementara Indonesia dalam setiap tahunnya telah kehilangan sekitar 27,5 miliar hektar lahan produktif untuk dialihfungsikan sebagai lahan industri atau lahan komersial lainnya.

“Jika lahan produktif sudah habis dan produksi beras menjadi menurun, mereka akan melakukan pengalihfungsian hutan untuk dialihfungsikan menjadi lahan pertanian. Untuk itu, menurut kami yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan produksi. Jika biasanya produksi padi mencapai 800 ton per hektar, maka harus ditingkatkan menjadi 1.000 ton per hektar,” terangnya.

Untuk langkah tersebut, Thailand siap menawarkan teknologinya. Thailand telah berhasil mengembangkan teknologi pertanian tersebut.

“Indonesia bisa belajar tentang teknologi pertanian kepada kami, dan kalau Indonesia bisa membuat terobosan baru, Thailand juga akan belajar ke Indonesia,” ungkapnya.

Di sisi lain, dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia menjadikannya sebagai pasar yang terbesar di wilayah Asean. Dengan pertumbuhan ekonominya yang tinggi, Indonesia akan menjadi daya tarik tersendiri untuk meningkatkan kinerja perdagangan antarkedua negara.

“Indonesia dan Thailand sudah melakukan kerja sama di berbagai sektor, khususnya perdagangan selama 60 tahun. Kami berharap ini bisa lebih ditingkatkan. Meski mekanisme perdagangan bahan pokok beras masih dilindungi Bulog, kalau terjadi kekurangan pangan, kita bisa saling bantu,” tekannya.

Dia juga mengatakan, selama kurun waktu 2009, perdagangan Thailand dengan Indonesia mencapai US$7,5 milyar. Di Tahun 2010 hingga September mencapai US$10 milyar.

“Kami berharap, kinerja perdagangan antara kedua belah pihak akan semakin meningkat di tahun yang akan datang. Pada tahun 2011 ini minimal perdagangan kami dengan Indonesia bisa lebih dari US$10 miliar,” pungkasnya. (kbc6)

(Sumber: kabarbisnis.com)

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim