Puluhan petani sayur dan agrobisnis jenis lainnya di Desa Argosari, Kecamatan Senduro yang merupakan wilayah paling rawan terdampak bencana abu Bromo yang menyebabkan merusakan hingga seluas 140 hektar, sangat berharap bantuan dari Pemerintah untuk memulai kembali aktivitasnya bercocok-tanam.
Mereka berharap sekaligus mendesak, agar bantuan untuk kembali memulai kegiatan bertani, bisa segera direalisasikan. Pasalnya, para petani setempat saat ini kesulitan untuk memulai kembali pertaniannya, karena telah mengalami kerugian yang cukup besar dengan rusaknya tanaman sayur siap panen akibat guyuran abu vulkanik Gunung Bromo ini.
SURYANTO (38), seorang petani sayur Desa Argosari dikonfirmasi DIDI reporter Sentral FM Lumajang, Sabtu (19/02) siang, mengatakan jika dengan kerugian yang terjadi selama abu Gunung Bromo mengguyur yang menyebabkan lahan milinya seluas setengah hektar mengalmai kerusakan, dirinya tidak bisa lagi mengumpulkan modal untuk membeli bibit guna memulai kegiatan bertaninya.
”Saya sudah habis-habisan Pak. Lahan saya rusak dan tanaman tidak bisa dipanen secara maksimal. Saya berharap ada bantuan, baik berupa bibit maupun pupuk dair pemerintah. Klau tidak begitu, kami kesulitan untuk memulai melakukan penanaman kembali,” ungkap SURYANTO.
Atas keluhan ini, Drs ROCHANI Sekretaris Satlak Penanggulangan Bencana (PB) Kabupaten Lumajang menyatakan, pihaknya masih melakukan upaya untuk meminta bantuan dari Pemprov Jatim dan Pusat. Meski sejauh ini belum ada jawaban yang diberikan.
Padahal, masih kata ROCHANI sejak beberapa waktu lalu petugas dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur telah melakukan survei ke wilayah pertanian di Desa Argosari untuk mengetahui, sejauh mana kerusakan yang diakibatkan guyuran abu bagi lahan pertanian sayur di desa yang lokasinya memang berbatasan langsung dengan lautan pasir Bromo ini.
”BNPB maupun BPBD seenarnya telah melakukan survey ke Argosari dan memeriksa sendiri dampak guyuran abu terhadap kerusakan lahan pertanian di sana. Bahkan, petugas juga telah mengambil gambar untuk dilakukan pengkajian atas pengajuan bantuan ini. Namun, sampai saat ini belum ada jawaban,” kata Drs ROCHANI.
Satlak PB Kabupaten Lumajang sendiri berharap, Pemprov Jawa Timur maupun Pusat bisa memberikan kepastian bantuan secepatnya, agar para petani ini bisa kembali mengolah lahannya. (her/git)
(Sumber: suarasurabaya.net)