
Gubernur Jawa Timur Soekarwo (dok. seputarjatim.com)
Gubernur Jawa Timur Soekarwo menilai peristiwa penyerbuan dan pembunuhan Jamaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Pandeglang, Banten dan kerusuhan di Temanggung, Jawa Tengah telah mengusik ketentraman dan harmoni dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Masyarakat telah terkoyak menjadi kelompok-kelompok yang bertentangan satu sama lain dan pertentangan tersebut pada akhirnya melahirkan berbagai bentuk tindak kekerasan dan anarkisme.
“Bukan saja korban manusia dan harta, tetapi yang memilukan adalah tercabiknya rasa persaudaraan dan kebangsaan bagi seluruh warga Negara yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan,” terangnya di Jakarta (Kamis, 10/2).
Dia juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas maraknya kerusuhan sosial di berbagai belahan tanah air dan mengutuk dan menolak segala bentuk tindak kekerasan dan pembunuhan, yang dilakukan kelompok masyarakat tertentu dengan dalih dan alasan apapun.
Ketua Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia ini menilai berbagai bentuk ekspresi kebebasan masyarakat yang kebablasan dan melemahnya fungsi-fungsi negara menjamin terselenggaranya kontrak sosial bangsa Indonesia menandakan ketidakmampuan menghadapi globalisasi dengan segala eksesnya.
“Sebagai bangsa yang besar, sejatinya kita memiliki kekuasaan dan kepribadian tetap berdiri kokoh menghadapi arus globalisasi dengan mengambil manfaat sebesar-besarnya dan membuang ekses negatifnya bukan justru sebaliknya,” harapnya. (zul)
(Sumber: Rakyat Merdeka Online)