Gubernur Minta Rencana Progam Nasional, Provinsi dan Kab/Kota Harus Sinkron

Pakde Karwo dampingi Kepala Bappenas RI Bambang Brodjonegoro berikan Piala dan Trophy kepada Bupati Banyuwangi selaku terbaik 1 Penghargaan PPD prov Jatim. Foto:Istimewa

Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo meminta rencana program nasional, provinsi dan kab/kota harus sinkron. Sinkronisasi ini terkait tiga hal yakni penurunan kemiskinan, penurunan pengangguran, dan penurunan kesenjangan.

“Sinkronisasi program ini merupakan ketentuan yang telah ditentukan oleh Bappenas. Karenanya, setiap program yang dibuat bukan fokus pada growth yang tinggi tapi harus berdampak pada tigal hal tersebut,” ungkap Pakde Karwo sapaan lekat Gubernur Jatim pada acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah/RKPD Prov. Jatim tahun 2019, di Grand City Convex, Surabaya, Rabu (18/04).

Pakde Karwo menjelaskan, sinkronisasi ini sangat diperlukan karena tantangan akan adanya bonus demografi yang akan terjadi pada tahun 2030 di skala nasional, dan khusus Jatim pada tahun 2019. Setelah periode tersebut, pertumbuhan populasi usia produktif akan menurun dan mengakibatkan pertumbuhan basis pendapatan per kapita juga akan melambat. ”Kita harus pandai memanfaatkan bonus demografi ini akankah menjadi bonus atau justru bencana?. Oleh sebab itu perubahan harus dilakukan agar kita tidak terjebak pada middle income trap,” terangnya.

Ditambahkan, menghadapi tantangan bonus demografi ini Pemprov Jatim fokus dalam pengembangan sumber daya manusia/SDM pada RKPD tahun 2019. Hal ini penting dilakukan karena pembangunan SDM diyakini bisa menjadi pengungkit pertumbuhan inklusi dan kunci dalam pemerataan kesejahteraan. “Strategi lepas dari middle income trap ini yaitu dengan pembangunan manusia yang berdaya saing khususnya bidang pendidikan dan kesehatan,” tukas Pakde Karwo.

Di bidang pendidikan, terang Pakde Karwo, Pemprov Jatim telah melakukan moratorium jumlah SMU dan SMK. Bahkan, saat ini telah diterapkan program dual track strategy untuk meningkatkan kualitas SDM yang berdaya saing.Langkah/track yang pertama yakni memperbaiki kualitas pendidikan formal, seperti menambahkan kurikulum di SMA, dengan menyisipkan pendidikan vokasional. “Kami juga melakukan link and match antara SMK dengan industri dan PT, filial SMK-PTN, partnership SMK dengan luar negeri, SMK pengampu, ekstra kurikuler di MA, dan peningkatan sarana prasarana SMK,” urainya.

Track kedua, yakni melalui penerapan pendidikan vokasional ke sektor informal, seperti pembenahan Balai Latihan Kerja (BLK) berstandar internasional, sekaligus memperkuat SMK Mini melalui kerja sama dengan Jerman, dan Bosda Madin. Pihaknya meyakini penerapan program ini bisa memenuhi kebutuhan tenaga kerja di Jatim. Saat jumlah lowongan tenaga kerja yang tersedia di Jatim sebanyak 400 ribu, sedangkan Pemprov Jatim hanya bisa menghasilkan 308 ribu tenaga kerja. “Kekurangan kebutuhan tenaga kerja ini harus bisa dipenuhi oleh kab/kota, sehingga lompatan pembangunan atau quantun menuju industri akan berhasil,” harapnya.

Pembangunan SDM di bidang kesehatan di tahun 2019, terang Pakde Karwo, dengan memaksimalkan program promotif pereventif khususnya pengurangan AKI, AKB, dan stunting. Beberapa langkah yang dilakukan yaitu memantau ibu hamil dan balita di posyandu/ponkesdes, akses air bersih dan fasilitas sanitasi khususnya desa rawan kekeringan. Selain itu juga dengan melengkapi sarana dan prasarana fasilitas layanan kesehatan, pemahaman kesehatan reproduksi, fertilitas dan KB pada anak sekolah, dan pemenuhan gizi untuk bumil. “Kebijakan kesehatan promotif preventif sangat bermanfaat untuk mengurangi belanja kesehatan yang kuratif,” imbuh Pakde Karwo.

Lebih lanjut disampaikan, prioritas pembangunan tahun 2019 juga dioptimalkan pada bidang pembangunan infrastruktur baik darat, laut, udara, maritim dan agro. Di bidang infrastruktur darat diantaranya dengan percepatan pembangunan jalan tol, peningkatan dan pemeliharaan jalan arteri, pembangunan pantai lintas selatan, dan percepatan pembangunan kereta api double track. Pembangunan infrastruktur laut mencakup pengembangan kapasitas pelabuhan di Pelabuhan Probolinggo, Pelabuhan Boom Banyuwangi, Pelabuhan Paciran, dan Pelabuhan Prigi. “Infrastruktur dasar yang kita kembangkan yakni penanganan desa rawan kekeringan, KPBU Spam Umbulan, dan renovasi RTLH,” ujarnya.

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 4911. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim