Problem Ketenagakerjaan Jatim Sangat Kompleks

Jalin kerjasama Pemprov Jatim dan Unusa. foto:ist

Pemprov Jatim dan UNUSA Jalin Kerjasama SDM Ketenagakerjaan

Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya  secara resmi menjalin kerjasama di bidang Sumber Daya Manusia (SDM). Lewat kerjasama ini, diharapkan dapat mendukung dan meningkatkan pembangunan di Jatim melalui ketersediaan tenaga SDM di berbagai bidang, khususnya ketenagakerjaan.

Gubernur Soekarwo dan Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M. Eng meneken kerjasama itu di aula UNUSA, Jl. Wonocolo Surabaya, Jumat (23/3).

Kerjasama ini disambut baik oleh Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim, yang mengatakan sinergi antara kedua belah pihak akan mendukung terwujudnya tenaga kerja yang berkualitas, terampil, kompeten, dan profesional, berakhlak mulia, dan siap menjadi pemenang di era globalisasi.

Ditambahkan, kerjasama ini merupakan langkah tepat dan strategis untuk mengatasi permasalahan di bidang ketenagakerjaan. Seperti, masih tingginya angka pengangguran, tidak imbangnya pertumbuhan angkatan kerja dengan kesempatan kerja.

Berdasarkan data BPS Jatim per Agustus 2017, lanjut Pakde Karwo, jumlah penduduk usia kerja mencapai 30.440.000 orang, dengan angkatan kerja berjumlah 20.940.000 orang, sementara yang bekerja baru 20.100.000 orang, sehingga jumlah pengangguran mencapai 840.000 orang.

Hal itu menandakan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jatim mencapai 4%. Problem lainnya adalah tingkat produktivitas yang rendah, dan kualitas SDM angkatan kerja yang juga relatif rendah, baik dari tingkat pendidikan formal maupun tingkat keterampilan atau kompetensinya.

Jika tidak segera ditangani, imbuh Pakde Karwo, angka tersebut akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan angkatan kerja baru, khususnya yang berasal dari lulusan SLTA yang setiap tahunnya mencapai sekitar 480.000 orang, diperkirakan yang tidak bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi atau PT mencapai 40% atau sekitar 192.000.

“Dan lulusan PT juga belum tentu secara langsung dapat bekerja, sehingga akan menjadi barisan pengangguran baru. Jadi problem ketenagakerjaan kita sangat kompleks. Karena itu, kerjasama ini merupakan langkah yang tepat. Pemerintah akan terus memperluas utilitas dengan perguruan tinggi dan pemberian vokasional” kata gubernur (*).

Komentar Pembaca

  1. Perlu sinergi antara dunia usaha/industri, lembaga pendidikan, dan lembaga pelatihan dan dinas ketenagakerjaan. Sinergi tu berupa keterbukaan data kebutuhan tenaga kerja dr dunia usaha/industri, data peluang usaha oleh asosiasi pengusaha, yg kemudian disusun dlm suatu perencanaan pemenuhan kebutuhan calon tenaga kerja secara berkala dan berkelanjutan kemudian ditindaklanjuti dg program” yg relevan oleh lembaga pendidikan maupun lembaga pelatihan…..maka sekali lagi kunci ada pd sinergitas diantara yg kami sebutkan diatas…..trims semoga bermanfaat

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim