Tingkatkan Kualitas Produksi, Petani Dikenalkan Konsep MTS Pada Tanaman Padi

Manajemen Tanaman Sehat (MTS) adalah salah satu usaha mengubah cara pandang petani terhadap pekerjaannya dan lingkungan sawah. Foto: Istimewa

Manajemen Tanaman Sehat (MTS) yang dikembangkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Jatim melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Proteksi Tanaman Pangan dan Holtikutura (PTH), berusaha mengubah cara pandang petani terhadap pekerjaannya dan lingkungan sawah. Melalui konsep tersebut, petani diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen padi, yang memungkinkan mendapatkan keuntungan yang wajar bahkan lebih dari hasil cocok tanamnya.

Kepala UPT. Tanaman Pangan dan Holtikutura, Ali Son’any, Selasa (6/3) mengatakan,  program MTS prinsipnya adalah pola perencanaan secara menyeluruh sebelum cocok tanam yang diorientasikan memperoleh hasil panen padi yang berkualitas dan jumlah yang meningkat, serta keberlangsungan ekosistem hayati lahan sawah.

“Inti dari MTS ini adalah perencanaan yang komprehensif dengan sistem pengelolaan yang baik selama bercocok tanam padi hingga panen, dan semua itu diawali tanaman padi yang sehat,” jelas Son’any.

Mekanisme MTS ini yang pertama, pemetaan agro-ekosistem hamparan atau kawasan lahan persawahan untuk persemaian dan tanam pohon padi,  pemilihan jenis bibit padi yang tepat, perawatan, pemupukan dan pengedalian hama tanaman.

Program MTS juga dapat mengelimir persoalan teknis yang terjadi antara lain: berkurangnya keragaman hayati flora dan fauna, penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang berlebihan, kesuburan tanah yang semakin menurun karena pemanfaatan pupuk organik yang rendah kebiasaan petani bakar jerami, pola tanam dan waktu tanam yang tumpang tindih sepanjang tahun, dan kebiasaan olah tanah secara dadakan, produktifitas menurun samapi 40% saat musim tanam ke dua.

Proyek percontohan MTS tahun 2017 telah diterapkan di Desa Brangsi Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan dengan luas lahan 1 hektare dengan perbandingan hasil, sebelum diterapkan MTS, biaya sarana produksi mencapai Rp 5.187.500,00, dengan MTS menjadi Rp 2.860.000,00. Sedangkan jumlah pendapatan dengan MTS ini mencapai Rp 11. 730. 000,00 yang sebelumnya hanya Rp 3.267.500,00.

Tahun 2018 ini, program MTS kembali akan digulirkan di Kabupaten Lamongan yaitu di Kecamatan Sekaran meliputi 3 desa yakni Besur, Kendal, Kebalan Kulon dan di Kabupaten Bojonegoro, Kecamatan Kapas terdiri dari 3 desa yaitu Bangilan, Sukowati dan Bakalan, masing masing melibatkan kelompok tani setempat.

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim