Kasus Gizi Buruk Jatim Turun

Ilustrasi diperagakan model. foto:ist

Angka kejadian balita dengan masalah kurang gizi kronis sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan tubuh menjadi pendek atau stunting di Jawa Timur terus menurun, terutama karena berbagai upaya masif yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan berbagai pihak, seperti Tim Penggerak PKK.

Upaya masif tersebutdiantaranya berupa penguatan pemantauan status gizi masyarakat melalui posyandu dan pemberian makanan tambahan untuk balita dan ibu hamil yang memiliki masalah gizi kurang. Juga perkuatan layanan pemulihan gizi, baik di tingkat layanan primer maupun rujukan.

Berdasarkan hasil survei pemantauan status gizi (PSG) tahun 2014-2016, persentase status gizi stunting di Jawa Timur tercatat usia 0-59 bulan pada tahun 2014 sebesar 29 persen. Jumlah tersebut menurun menjadi 27 persen pada tahun 2015 dan turun lagi pada tahun 2016 sehingga menjadi sebesar 26,1 persen.

Data PSG nasional terakhir tahun 2016 menyebutkan daerah di Jawa Timur dengan stunting tinggi atau prevalensi lebih 40% hanya Kabupaten Sampang, yakni sebesar 44 persen. Sedangkan lima daerah lainnya, yakni Jember, Sumenep, dan Bangkalan dalam kategori persentase sedang, rentang antara 30 s.d. 39,2 persen. Jember sebesar 39,2 persen, Sumenep 32,5 persen dan Bangkalan sebesar 32,1 persen.

Dua daerah lain, yakni Kabupaten Probolinggo dan Lamongan masuk kategori ringan, yakni dalam rentang 20-29 persen. Probolinggo tercata sebesar 25,5 persen dan Lamongan 25,2 persen.

Jawa Timur daerah yang berprevalensi sedang sebanyak 8 kabupaten/kota. Selain Jember, Sumenep, dan Bangkalan,  juga  Bondowoso (34.6%), Pamekasan (33.2%), Lumajang (30.6%) dan Bojonegoro (30.1 %). Sementara, untuk wilayah perkotaan prevalensi sedang hanya di Kota Batu (32.7 %).

Daerah yang mengalami masalah prevalensi stunting ringan sebanyak 23 kabupaten/kota. Tercatat enam kabupaten tidak bermasalah dengan stunting. Daerah-daerah adalah Kota Mojokerto (11.9%), Blitar (12 %), Madiun (14.7%). Juga Kabupaten Gresik (17.6 %), Jombang (19.2 %), dan Blitar (19.7). (humaspemprovjatim)

Komentar Pembaca

  1. Perlu disebarluaskan istilah stunting permasalahan gizi buruk terkait dengan kondisi sanitasi yg buruk sesuatu yg berbeda tp ada korelasinya…. Namun sejauh mana korelasinya mohon pembaca ada yg tahu… Namun secara nalar kondisi lingkungan sanitasi yg buruk cenderung memicu kondisi bayi balita semakin buruk….

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 5590. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim