Bidang Pertanian Jawa Timur Surplus

Gubernur Soekarwo Bicara Jagung Hibrid di Kampus UTM Madura. foto:humasjatim

Gubernur Jawa Timur Dukung Penuh Langkah Universitas Trunojoyo Madura (UTM) untuk Kembangkan Jagung Hibrid Madura Melalui Proses Research and Development

Kinerja sektor pertanian Jawa Timur Tahun 2015 surplus 5,23 juta ton beras dan 3,4 juta ton jagung. Untuk kedelai, defisit 46,9 ribu ton, akan tetapi kedelai ini menyumbang 57 persen dari total kedelai nasional. Kedelai ini susah didorong karena organisme pengganggu tanamannya sangat tinggi.

Demikian Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, menghadiri diskusi percepatan swasembada tanaman jagung dan pembangunan Madura di Universitas Trunojoyo Bangkalan Madura, Selasa (11/4).

Untuk roduksi susu dari Jawa Timur, kata Soekarwo, menyumbang 55 persen susu nasional atau surplus 75.082 ton. Untuk produksi telur, Jawa Timur surplus 115.0952 ton atau menyumbang 28 persen produk susu nasional. Sedangkan, daging sapi Jawa Timur surplus 30.654 ton atau menyumbang 22 persen daging nasional.

Terkait surplus pertanian, Gubernur Jawa Timur mendukung penuh langkah Universitas Trunojoyo Madura (UTM) untuk mengembangkan jagung hibrid Madura melalui proses research and development. Dukungan tersebut diberikan sebagai upaya meningkatkan produktivitas jagung Madura yang masih tergolong rendah.

Jagung hibrid hasil riset UTM mampu menghasilkan 7,9 ton per hektar, lebih banyak dari jagung lokal Madura, yang hanya menghasilkan 2,5 ton per hektar. Hasil dari jagung hibrid ini bisa lebih dari dua kali lipat jagung lokal.

Untuk meningkatkan produksi jagung Madura, selain dengan meningkatkan produktivitasnya, juga perlu dilakukan perluasan areal tanam. Perluasan lahan tersebut membutuhkan komitmen kuat dari kepala daerah yang dibantu unsur Muspida seperti Dandim dan Kapolres. Perluasan ini bisa dilakukan dengan melibatkan unsur perguruan tinggi seperti MoU dengan UTM ini. “Tapi saya minta dicek betul tanahnya, jangan tanah yang bermasalah,” kata Gubernur.

Langkah lainnya, Bupati di Madura diminta untuk menyiapkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) agar memberikan kredit murah bagi para petani jagung. Model ini bisa dilakukan melalui skema loan agreement, yakni meminjamkan uang dari APBD, tanpa meminta jasa giro. Untuk kemudian disalurkan menjadi kredit murah dan asuransi bagi petani jagung. “Bunganya harus satu digit, misal tujuh persen. Pemprov sudah melakukan ini di Bank UMKM dan Bank Tani,” katanya lagi.

Bila semua langkah tersebut dilakukan, yakinlah Madura akan bisa menjadi daerah penghasil jagung yang sangat potensial. Apalagi luas areal tanam jagung di Madura sekitar 30 persen dari areal tanam jagung di Jawa Timur. Yakni seluas 360 ribu hektar dari total 1.215.354 hektar areal pertanaman jagung di Jawa Timur. (*)

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim