Di Jawa Timur Saya Mengembangkan Konsep Jatimnomics

Ilustrasi

Di Jawa Timur saya mengembangkan konsep Jatimnomics. Konsep ini mencoba memposisikan Jawa Timur sebagai Provinsi industri berbasis UMKM. Penguatan aspek ekonominya berupa peningkatan produksi UMKM dan usaha besar, sistem pembiayaaan yang kompetitif, dan pemasaran yang inovatif.

Perwujudan konsep Jatimnomics tersebut juga didukung oleh distribusi dan konektivitas berbasiskan Indonesia Incorporated, sehingga dalam konsep itu pengusaha muda juga memiliki peran untuk memperkunat sistem rantai pasok (supply chain) Indonesia incorporated.

Dukungan para pengusaha muda juga tepat diberikan untuk Jawa Timur, karena daya saing Jawa Timur menduduki peringkat kedua dari 33 provinsi yang ada ada di Indonesia.

Selain itu, strategi pembiayaan yang akan diterapkan di Jawa Timur mulai tahun 2016 yakni melalui kredit linkage program. Skema pembiayaannya akan disalurkan melalui Badan Perkreditan Rakyat (BPR) milik Pemkab/Pemkot.

Sasarannya adalah UMKM di sektor primer dengan bunga rendah, cara yang mudah, serta layanan cepat. Suku bunga kredit Bank Jatim yang diberlakukan ke BPR hanya 5% fix per tahun, dan itu sudah termasuk 2% untuk Pemprov. Sedangkan suku bunga BPR ke UMKM (end-user) maksimalnya adalah 10%.

Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada Desember 2015 ini semua pihak sudah harus siap tempur. Pemprov Jawa Timur juga telah melakukan perencanaan untuk memperluas pasar di 26 Kantor Perwakilan Dagang (KPD) ke pasar MEA.

Misalnya, perdagangan komoditas Jawa Timur yang terdistribusi ke KPD Papua dan NTT diekspor ke Australia. Yang terpenting baru-baru ini kami juga telah melakukan soft launching system IT untuk mendukung pengembangan perdagangan.

Aplikasi ini terintegrasi mulai dari Disperindag Jawa Timur dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Balai Karantina Pertanian dan Ikan.

Harapannya, pelaksanaan SDP I dan Munassus HIPMI di Jawa Timur bisa menjadi momentum untuk memperkuat konsolidasi dan bersama-sama membawa perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik.

Jika para pengusaha muda ini terus melakukan sinergi dan kerjasama yang kuat, maka dalam MEA nanti saya yakin kita bisa menang. Apalagi ditunjang dengan kebijakan-kebijakan yang telah digulirkan oleh pemerintah pusat maupun daerah. Sekali lagi semoga dalam kegiatan ini bisa menghasilkan keputusan yang bermanfaat untuk kemajuan bangsa.

Untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia bukan hanya deregulasi saja yang dibutuhkan, akan tetapi kebijakan besar untuk mentransformasi perekonomian. Programnya juga membutuhkan waktu panjang karena menyangkut sector ekonomi, perdagangan, pertanian dan industri.

Jika ingin ekonomi bisa berkembang dengan baik, maka sektor industri harus dijadikan motor penggerak perekonomian. Selain itu keberadaan bisnis aggregator juga diperlukan sehingga bisa tercipta standar yang hampir sama.

** Disarikan dari sambutan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, pada Sidang Pleno I Musyawarah Nasional Khusus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia di Hotel JW Marriots Surabaya, Sabtu (7/11).

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim