Perlunya Sinergitas Pergulaan di Jawa Timur

Ilustrasi: Saat giling tebu tiba. foto:wartaagro.com

Orang mengenal Jawa Timur adalah basisnya gula. Bukan hanya pabriknya yang sebagian besar berada disini, tetapi tebu-tebu yang menjadi bahan baku gula juga sebagian besar ditanam rakyat Jawa Timur.

Begitu halnya kalau orang sudah bicara tembakau. Bicara soal garam. Pasti orang akan menyangkut-pautkan dengan masyarakat dan pulau Madura. Madura tentu juga Jawa Timur.

Namun hingga kini, yang namanya komoditas gula, silang sekarutnya tidak kunjung usai. Ada saja masalahnya. Akibatnya petani tebu jarang tenang.

Bahwa, sebenarnya, terdapat tiga kunci sukses dalam menangani komoditas gula agar terus berkontribusi bagi masyarakat. Ketiga kunci tersebut yakni pabrik, petani tebu dan kebijakan pemerintah. Ketiganya harus berjalan bersinergi.

Sinergitas itu harus diciptakan, dirawat, dan seterusnya. Pabrik, petani, dan kebijakan pemerintahlah yang akan menentukan perkembangan gula di Jawa Timur. Maka, tidak boleh ketiganya tidak melakukan sinergi. Ketiganya harus berjalan bersama-sama memajukan pergulaan maupun pertebuan.

Dalam hal ini pemerintah tidak boleh membuat keputusan yang merugikan petani. Juga tidak boleh merugikan pabrik. Atau petani yang memberatkan pabrik dan juga menyulitkan pemerintah. Teori dagang saat ini banyak ditinggalkan. Akan tetapi saat ini banyak perusahaan yang memilih untuk bermitra dan bergabung untuk melakukan kerjasama

Dengan melakukan kerjasama diharapkan permasalahan tentang gula bisa diatasi dengan cara-cara positif. Adapun permasalahan yang sering terjadi yakni keterlambatan pupuk dan kredit pembiayaan. Ini yang terus menjadi perhatian pemerintah.

Kalau persoalan pupuk bisa teratasi dengan baik, serta persoalan kredit pembiayaan lebih dipermudah, secara  otomatis akan menolong petani dan membantu pabrik gula di dalam memroduksi gula dengan metode yang baik.

Di luar permasalahan silang sengkarut pergulaan, saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur sedang berupaya keras memberikan pemahaman yang komprehensif kepada bupati/walikota seluruh Jawa Timur agar tidak menjadikan lahan produktif perkebunan jadi pemukiman penduduk. Jika upaya ini berhasil signifikan maka demikian dapat menjadi kekuatan yang akan menjaga kehidupan sekaligus menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat pedesaan.

(* Disarikan dari sambutan Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs. H. Saifullah Yusuf, pada pertemuan dengan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia di Masjid Nasional Al-Akbar)

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim