Distribusi Padi Amfibi Sampai ke Jatim

Varietas Amfibi. Foto:Kontan

Varietas Padi Tahan Kekeringan dan Tahan Genangan

Perubahan ekstrem pada iklim membuat para peneliti pertanian bekerja keras untuk mengembangkan tanaman pertanian yang tahan terhadap kekeringan ekstrem. Kerja keras tersebut cukup membawa hasil dengan ditemukannya 12 jenis varietas padi yang tahan terhadap kekeringan ekstrem itu.

Varietas tanaman padi temuan baru itu diberi nama Amfibi. Varietas ini dipercaya mampu menghasilkan produksi 6 ton hingga 8,5 ton per hektar (ha). Keduabelas jenis varietas itu diantaranya: Limboto, Batutegi, Towuti, Situ Patenggang, Situ Bagendit, Inpari 10 Laeya, Inpago 4, Inpago 5, Inpago 6, Inpago 7, Inpago 8 dan Inpago 9.

Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Kementerian Pertanian, produksi keduabelas varietas padi Amfibi berkisar 6 ton sampai 8,5 ton per ha. Selain itu varietas-varietas tersebut mampu bertahan pada kondisi kering dengan potensial air tanah (pF) sampai 2,9 dan juga dapat bertahan pada kondisi tergenang.

Varietas padi Amfibi itu telah diadopsi sejak tahun 2009 sampai 2014. Situ Bagendit seluas 2,7 juta hektar, Inpari 10 229.238 ha, Towuti 137.081 ha, Inpago 4 seluas 112.084 ha, Situ Patenggang 39.753 ha, Batutegi 24.921 ha, Inpago 7 seluas 22.957 ha, Inpago 6 seluas 6.501 ha, Inpago 5 seluas 2.307 ha, Limboto 1.204 ha dan Inpago 8 seluas 569 ha.

Komposisi kelas benih penjenis (BS) 5.356 kilogram, FS sebanyak 8.055 kilogram, SS 19.662 kilogram dan ES 5.520 kilogram. Jika diproduksi untuk produksi ES, maka akan dihasilkan 16,3 juta ton. Ini dapat mengcover lahan seluas 593.221 ha.

Saat ini Amfibi telah didistribusikan kepada petani. Sementara itu, benih sumber Amfibi sudah didistribusikan ke berbagai propinsi melalui BPTP, BBI dan para penangkar di daerah.

Hingga pertengahan tahun 2015 ini benih sumber varietas toleran kekeringan mencapai 526,2 ton, terutama ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera Selatan.