Naik Tajam, Amerika Impor Kopi Arabica Indonesia

Ilustrasi: coffeehill.com

Bagaimana dengan Kopi dari Kebun-Kebun di Jawa Timur?

Kabar menarik datang dari Amerika Serikat. Kopi dari Indonesia menyerbu negara itu.

Kabar menarik itu datang seiring dengan sukses ajang pameran Specialty Coffee Association of America (SCAA) di Seattle, Amerika Serikat (AS).

Di ajang tersebut Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) menyerbu warga AS di Chicago melalui promosi kopi Indonesia.

Mengambil tema “Exploring the Taste of Indonesian Coffee” ITPC Chicago berkolaborasi dengan salah satu roaster di Chicago, The Coffee and Tea Exchange, melakukan coffee cupping dan pemutaran film “Aroma of Heaven” di kantor ITPC Chicago beberapa pekan silam.

“Film Aroma of Heaven karya sineas muda Budi Kurniawan banyak mendapat respon positif,” kata Kepala ITPC Chicago Wijayanto seperti dikutip situs Agrofarm.

Publik Amerika berpendapat bahwa film dokumenter mengenai kopi Indonesia memberikan perspektif baru mengenai kopi. Bahkan Direktur Pengembangan Pasar dari Wisconsin Economic Development Board menawarkan agar film tersebut dapat diputar pada Milwaukee Film Festival.

Acara yang dibuka Konsul Jenderal Republik Indonesia Chicago Adriana Supandy ini dihadiri puluhan orang. Para roaster, pemilik coffee shop, pemerintah, asosiasi bisnis, akademisi, serta pencinta kopi dari Chicago dan sekitarnya tumplek blek mengikuti acara ini.

Adriana menekankan pentingnya kopi bagi perdagangan Indonesia-AS. Menurutnya, strategi promosi yang dilakukan Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Perdagangan, ke depan adalah meningkatkan kepedulian dari stakeholders kopi di AS terhadap produk-produk Indonesia yang sesuai dengan kaidah lingkungan, sosial, dan ekonomi (sustainable trade). “Tujuannya untuk meningkatkan brand awareness dan pangsa pasar kopi di AS,” tegas Adriana.

Sutradara film Aroma of Heaven, Budi Kurniawan, yang hadir dalam acara itu mengaku bangga filmya dapat menjadi sarana peningkatan perdagangan kopi di AS. “Semoga ekspor kopi Indonesia ke Amerika dapat terus meningkat,” ujarnya.

Selain pemutaran film, dilakukan juga kegiatan coffee cupping kopi spesial Indonesia, yaitu kopi Arabica Blue Java, Arabica Sumatera Mandailing, dan Arabica Bali Kintamani. Kegiatan ini dipimpin pemilik The Coffee and Tea Exchange, Steve Siefer, dan diikuti beberapa roaster dan pemilik coffee shop lokal di Chicago, antara lain Ipsento dan Kopi A Traveler’s Cafe.

Sejumlah data menyebutkan, impor kopi AS dari Indonesia naik pesat. Pada 2014 tercatat sebesar USD 323 juta atau meningkat sebesar 11,29% dari tahun sebelumnya. Dari seluruh negara bagian di Midwest, impor kopi Indonesia terbesar dilakukan oleh negara bagian Minnesota, yaitu sebesar USD 1,67 juta. Nilai impor tersebut meningkat sebesar 196,33% dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar USD 562 ribu.

Di antara negara bagian di Midwest, peningkatan impor kopi dari Indonesia paling tinggi dilakukan oleh Michigan pada 2014, yang nilai impornya meningkat sebesar 727,02% dibandingkan tahun 2013. Pada 2013, Michigan mengimpor kopi dari Indonesia sebanyak USD 6.594 dan pada 2014 meningkat hingga mencapai USD 54.534.

Optimisme ekspor kopi Indonesia akan terus meroket seiring gencarnya promosi di AS. “Acara Exploring the Taste of Indonesian Coffee ini merupakan salah satu cara promosi kopi Indonesia yang efektif dan langsung membidik sektor bisnis kopi di wilayah Midwest, khususnya Chicago.

Lantas bagaimana dengan Jawa Timur yang memiliki kebun-kebun kopi yang bisa  dikatakan spektakuler? Pertanyaan lain adalah mengapa hanya Arabica Sumatera Mandailing, Arabica Bali Kintamani dan beberapa Arabika Blue Java yang menyedot impor dari Amerika? Ini tentu PR besar bagi Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Di Jawa Timur bukan rahasia lagi kalau Bondowoso, Jember, Kabupaten Malang adalah penghasil kopi bermutu baik. Arabica maupun Robusta. Bahkan di Malang Selatan punya sebutan Amstirdam untuk penghasil kopi yang bermutu baik. Amstirdam itu akronim dari wilayah Ampelgading, Sumber Manjing, Tirtoyudo, dan Dampit.

Beberapa pekan lalu Amstirdam malah difestivalkan. Sayangnya, capaian publikasi media tidak tergarap dengan baik. Festival seperti digarap asal-asalan, atau lebih sekadar untuk cantolan kampanye seseorang calon kepala daerah. Mestinya, festival Kopi Amtirdam itu mampu membuat lirikan importir-importi kopi dari mancanegara. istimewa/widi

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim