Kopi Luwak Gunung Kawi Layak Bertarung di MEA

Kopi Luwak mentah, hasil kotoran luwak setelah memakan kopi.

Gunung Kawi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, ternyata menyimpan potensi produksi Kopi Luwak yang besar.

Saat ini, produksi sudah berlangsung. Pemilik produksinya adalah M. Eko Nur Salam. Brand yang dikenalkan kepada publik adalah Kopi Luwak Arabika Gunung Kawi dan  Kopi Luwak Hunter.

Menurut M. Eko Nur Salam, semula usahanya adalah bergerak di bidang advertising dan percetakan. Tahun 2010, tanpa sengaja ia melihat acara televisi “Laptop Si Unyil” yang menampilkan liputan kopi luwak. Acara ini pun sangatmenarik minatnya, dan usai menonton dia pun segera mengumpulkan bambu untuk membangun kandang luwak.

Tayangan televisi yang dia tonton saat itu menampilkan PTPN 12 Jampit – Bondowoso. Di tayangan itu, harga kopi luwak mencapai Rp 120.000 per cangkir. Dia berpikir, rumahnya yang di Kepanjen – Kabupaten Malang sangat dekat dengan Gunung Kawi. Daya tempuhnya  hanya 30 menit. Di sana banyak luwak. Kenapa tidak usaha itu saja?

“Saya langsung ngumpulin bambu, beli dua sak semen untuk membuat kandang luwak. Setelah jadi saya menghubungi teman saya yang jualan luwak. Sementara saya mulai usaha ini dengan 10 ekor luwak. Per ekornya harganya Rp 250.000 – 300.000,” terangnya.

Mungkin hoki, kata Erik, demikian panggilannya. Dalam setahun kopi itu hanya berbuah sekali. Masa berbuah dan panennya hanya 4 bulan saja. Diluar bulan itu kopi tidak ada. Kopi itu panennya antara bulan April-Agustus. Pas ide muncul, pas pula musim panen kopi tiba. Luwak juga pada datang.

Erik memulai usaha dari nol. Belajar sambil jalan. Dia banyak belajar dari petani kopi sungguhan. Erik membeli kopi ke petani dengan cara memetik sendiri. Belinya kiloan dan yang merah-merah saja. Kalau meminta petani milihkan yang merah-merah saja pasti tidak mau. Petani ogah teliti karena dianggap ribet. Selama ini petani selalu memetiknya ditarik semuanya dari pangkal ke ujung. Tidak dipilih lagi. Jadi biji kopi merah selalu bercampur yang hijau dan kuning. Tidak semua masak.

Meski sudah teliti memilih kopi dengan biji merah saja, ternyata tidak keseluruhan kopi tadi dimakan luwak. Dari 3 kg kopi hanya 1 kg saja yang dimakan. Atau hanya 30% nya saja. Kopi ini kemudian Erik beri label Kopi Luwak Gunung Kawi.

Kelas premium, Kopi Luwak Gunung Kawi.

Suatu kali datanglah seorang pembeli kopi dari Korea. Begitu mencicipi kopi buatannya, orang Korea itu mengatakan kopinya itu tidak enak. “Giliran mencicipi kopi milik teman saya justru dibilang enak. Padahal teman itu belajar kopinya sama saya.”

Menurut Erik, biji kopi milik teman tidak sama dengan yang dia miliki. Kadar airnya tinggi. Rasanya juga manis. Kalau ditekan sedikit kulit kopinya, isi biji kopi langsung bisa meloncat keluar. “Akhirnya saya tanya ke teman-teman, mereka menertawai saya yang sudah setahun usaha kopi luwak tapi masih saja tidak bisa membedakan jenis kopi. Ternyata kopi milik saya adalah jenis robusta. Kopi teman saya jenis arabika. Rupanya score kopi arabika itu jauh lebih tinggi daripada robusta.”

Selama belajar sambil jalan itu akhirnya Erik memilih untuk memproduksi kopi jenis Arabika saja. Dengan sistem plasma, Erik membina sekitar 50 LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) di wilayah Gunung Kawi. Kopi dari wilayah inilah yang ia gunakan sebagai bahan produksi kopi luwak miliknya tersebut. Di wilayah ini hampir ada 500 ekor luwak yang dilepas untuk memakan kopi berbiji merah. Dalam setahun plasma binaan Erik ini bisa menghasilkan kopi luwak antara 700 kg-1 ton kopi.

Ada 2 merek kopi yang diproduksi Erik saat ini. Untuk kopi luwak kelas premium dengan label Kopi Luwak Gunung Kawi dijual Rp 1 juta per kilogramnya. Sedangkan untuk kopi luwak kelas standartnya diberi label Kopi Luwak Hunter dengan harga Rp 500.000 per kilogramnya. Semuanya jenis kopi Arabika.

Kata Erik, untuk pemasaran, jika di Indonesia sudah menjangkau hampir wilayah di nusantara. Sedangkan untuk luar negeri, selain Singapura Erik juga mendistribusikan produksinya  hingga Taiwan, China, Kanada, Jepang dan Australia.

Dua macam produk kopi itu, Kopi Luwak Gunung Kawi dan Kopi Luwak Hunter, produksi dan pengemasan dia pusatkan di Dusun Mergosingo RT 3 /RW 3, Desa Jatirejoyoso, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Jika ekspektasi pasar lokal dan luar negeri sudah demikian menarik, tampaknya Erik dengan Kopi Luwaknya dari Gunung Kawi itu mampu menjadi brand yang layak bertarung di era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) akhir tahun 2015 ini. niken/widi

10 Komentar Pembaca

  1. Informasi yang sangat Berharga Sekali tentang potensi kopi luwak yang ada di Kab. Malang – Jawa Timur , Perkenalkan kami adalah Produsen Kopi Luwak Dampit, Kab. Malang dengan nama Loewak d’ Coffee , Salam http://www.hargakopiluwakindonesia.com

  2. Yth Pak Eko,
    Perkenalkan kami dari PT Metra Digital Media grup dari PT Telkom Indonesia yang bergerak di bidang Total Media Solution ( terkait dg media Promosi ), diantaranya yang kami bidangi adalah promosi melalui media printed/cetak ( buku telpon Telkom-Yellow Pages – Media Komunitas), Mobile Advertising ( SMS Broadcast/SMS Blast/SMS Profiling, MMS, LBA ), Online Advertising ( Pembuatan website dll ), Digital Media ( Digital Signage/Videotron ).
    Kami memberikan penawaran terkait dg Brand/Merk kopi Luwak yang diproduksi oleh perusahaan Bapak, untuk di promosikan melalui Videotron yang ada di hampir 60 kota besar di Indonesia, sehingga Brand/merk yg sudah ada tetap terjaga, dan semakin tertanam di masyarakat pencinta kopi, khususnya kopi Luwak. mohon kiranya kami mendapatkan alamat emailnya, sehingga kami bisa memberikan gambaran ttg promosi melalui videotron, dg harga special sangat terjangkau , serta lokasi videotron yang mungkin sangat berguna untuk menciptakan image bagus ttg Kopi Luwak yang bapak produksi. Demikian peluang kerjasama yang kami berikan kepada Bapak dan perusahaan bapak.

    Atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
    salam hangat dari kami
    Ayu – MDMedia – 0818398023 – 0812 3600 3111

  3. Informasi yang sangat Berharga Sekali tentang potensi kopi luwak yang ada di Kab. Malang – Jawa Timur
    sangat disukai banyak orang, semoga makin maju

  4. makasih mas bro..ayo kt kenalkan kopi luwak malang ke luar malang.biar dikenal…dijagat raya..salam hunter

  5. trims ya pak..smg jd informasi yg bermanfaat utk inform masya luas..

  6. sangat inspiratif….

  7. sruput, nyem nyem , aaah , sepertinya tak ada kata yang cocok untuk kopi luwak , TANGI TANGI AREK PANJEN, DELOKEN IKU BALA MERGOSINGO GO INTERNASIOPNAL , SELAMAT MAS RAJA

  8. Pak, alamat usaha, alamat email dan no HP ini saya butuhkan. Apakah bisa bapak berikan ke saya? Terima kasih.

    • semangat pagi dengan minum kopi panas…..085640476058

  9. saya kesulitan menjual kopi mentah dari kotoran luwak

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim