Pertanian dan Pertambangan Justru Tumbuh Paling Rendah
Pertumbuhan perekonomian Jawa Timur periode Januari – September 2014 secara komulatif mengalami pertumbuhan positif di semua sektor.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor bangunan 8,96 persen. Sedang pertumbuhan terendah dihasilkan sektor pertanian yang hanya 2,11 persen.
Sumber pertumbuhan terbesar dihasilkan oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan capaian 2,25 persen. Sumber pertumbuhan terendah terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian 0,06 persen.
Perekonomian Jawa Timur yang diukur berdasarkan besaran produk domistik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada triwulan III-2014 sebesar Rp328,40 triliun. Sehingga secara kumulatif periode Januari-September-2014 PDRB Jawa Timur mencapai Rp948,41 triliun.
Sementara PDRB Jawa Timur triwulan III-2014 atas dasar harga konstan mencapai Rp113,29 triliun, dan secara kumulatif Januari – September -2014 mencapai Rp332,27 triliun.
Jika diperbandingkan, triwulan III-2014 dengan triwulan yang sama tahun 2013, mengalami pertumbuhan 5,91 persen (y on y) atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional periode sama hanya 5,01persen.
Dengan kenyatakan seeprti itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur melalui Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analis Statistik Setiyowati menyatakan, pertumbuhan ekonomi cukup baik ini menandakan kinerja ekonomi Jawa Timur berjalan cukup baik pula.
Sementara pada Triwulan III-2014 pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dibandingkan triwulan II-2014 (q-to-q) agak melambat sebesar 2,04 persen. Tetapi secara kumulatif (c-to-c), pertumbuhan ekonomi mulai Januari-September-2014 mencapai 6,02 persen.
Secara q-to-q, pertumbuhan ekonomi triwulan III-2014 terutama didukung oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran yang tumbuh 2,30 persen dan menghasilkan sumber pertumbuhan 0,77 persen. Semua sektor mengalami pertumbuhan positif kecuali sektor listrik, gas dan air bersih yang mengalami kontraksi 0,99 persen.
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2014 secara y-on-y didukung oleh seluruh lapangan usaha. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor bangunan sebesar 9,46 persen sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada sektor pertambangan dan galian yang hanya 1,97 persen.
Sumber pertumbuhan terbesar dihasilkan oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 2,13 persen, sedangkan sumber pertumbuhan terendah terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian hanya 0,04 persen. (*)