Pemuda Harus Berkarakter, Berkapasitas, dan Berdaya Saing

Penghargaan pemuda berprestasi 2014 oleh Gubernur di Gedung Grahadi. foto:istimewa

Pemuda yang maju adalah pemuda yang memiliki kemampuan inovasi dan kreatifitas yang tinggi. Selain itu, juga mampu mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi dan memiliki kompetensi sehingga mampu bertahan dan unggul dalam persaingan global.

Pemuda maju adalah pemuda yang mampu berpikir positif yang senantiasa terus berorientasi pada kejayaan bangsanya demi keunggulan dan kegemilangan masa depan.

Bagi para pemuda indonesia, sumpah pemuda merupakan manifestasi dari kepeloporan dan kepeduliannya untuk mengangkat harkat martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang mandiri dan sejajar dengan bangsa lain di dunia.

Dalam sejarah perjuangan bangsa, Hari Sumpah Pemuda merupakan momentum historis yang penting, dan menjadi bagian tak terpisahkan dari mata rantai perjuangan bangsa.

Revolusi mental yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo amatlah relevan dalam mewujudkan pemuda yang maju. Ciri pemuda yang maju adalah pemuda yang berkarakter, berkapasitas dan berdaya saing. Oleh karenanya revolusi mental dapat kita jadikan sebagai pemicu untuk mempercepat terwujudnya pemuda yang maju.

Mewujudkan pemuda maju dalam rangka Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) perlu ada standarisasi. Ini penting dilakukan karena dalam menghadapi MEA yang dibutuhkan adalah keunggulan di bidang ketrampilan.
Langkah jangka pendek dalam menghadapi MEA adalah membuat standarisasi semua SMK, serta memberikan sertifikasi jika kelasnya sudah memenuhi standart nasional dan internasional (world class).

Dengan memberikan standarisasi kepada SMK maka semua generasi muda bisa mempunyai ketrampilan yang memadai. Selain itu juga untuk menambah daya saing. Ada sekitar 400 SMK mini yang akan distandarisasi, dengan begitu tercipta inkubator terhadap pelatihan-pelatihan. Jika ada kekurangan alat untuk memenuhi standarisasi yang diperlukan, Pemprov tentu akan siap membantu.

Semua peningkatan kesejahteraan dimulai dari hal mendasar yaitu pendidikan. Pendidikan adalah human investment yang sangat dibutuhkan, karena mampu memotong mata rantai kemiskinan, kebodohan , dan kemunduran.

Semua generasi muda harus belajar dengan serius, karena generasi ini yang akan berperan dalam MEA 2015. Di negara-negara maju banyak lulusan SMU yang melanjutkan ke politeknik, baru kemudian bridging ke perguruan tinggi. Kita bisa menang di ASEAN, jika semua generasi muda mau membekali dirinya dengan ketrampilan dan kemampuan yang cukup.

* Disarikan dari Pidato Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo, Pidato Upacara Hari Sumpah Pemuda di Gedung Grahadi, Surabaya, Selasa (28/10)

Tulis Komentar

Silahkan isi nama, email serta komentar Anda. Namun demikian Anda tidak perlu khawatir, email Anda tidak akan dipublikasikan. Harap gunakan bahasa atau kata-kata yang santun. Terima kasih atas partisipasi Anda.





© Copyright 2024. Bappeda Provinsi Jawa Timur. Kembali ke atas | Kontak Kami | RSS Feed
Created & Design by IoT Division Bappeda Jatim